PSSI membiarkan PSPS Pekanbaru main di Liga 2 2020. Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) sedang membuat pengaduan kepada FIFA.
PSPS sedang dalam posisi terhukum karena belum melunasi gaji pemainnya di masa lalu. Hukuman dijatuhkan oleh National Dispute Resolution Chamber (NDRC).
Hukuman tersebut membuat PSPS tidak dapat melakukan registrasi pemain selama 3 (tiga) periode pendaftaran pemain baru selama belum melunasi kewajibannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alih-alih melunasi gaji pemain, PSPS malah bisa main di Liga 1 2020 dengan hasil apik di pekan pertama. Tim berjulukan Askar Bertuah itu mengalahkan Semen Padang 3-0 di laga kandang, Minggu (15/3/2020).
APPI tak tinggal diam melihat situasi ini. Laporan ke FIFA sedang dibuat dan tak menutup kemungkinan PSSI bisa kena hukuman juga karena melakukan pembiaran.
Baca juga: Kasus PSPS Bikin PSSI Coreng Muka Sendiri |
"Kami tidak tahu nanti apa jawaban dari FIFA atau hukuman apa dari FIFA. Tapi, ini harus kami sampaikan sedang dalam proses membuat laporan, mengumpulkan bukti, sampai menyiapkan rekaman pertandingannya untuk mendukung bahwa PSPS main. Ini bukan lagi sekadar kasus penunggakan gaji," kata Kuasa Hukum APPI, Riza Hufaida, dalam sambungan telepin.
"Mungkin saja (lisensi PSPS dicabut). Tapi, secara teknis kami tidak tahu bentuk hukumannya apa (dari FIFA). Pastinya PSSI atau klubnya bakal kena hukuman. FIFA pasti punya mekanismenya sendiri," Riza menambahkan.
Riza sebelumnya juga menilai bahwa PSSI sudah mencorang muka sendiri. Hukuman ke PSPS yang dijatuhkan oleh National Dispute Resolution Chamber (NDRC) tidak diikuti.
NDRC merupakan pilot project FIFA dan PSSI. NDRC dibentuk pada Juli 2019 dan Riza merupakan salah satu perumusnya.
(ran/cas)