Jakarta -
Dalam sejarah modern Liga Indonesia (Ligina), yang dimulai tahun 1994, kompetisi sudah pernah dihentikan beberapa kali. Edisi 2020 ini adalah kali ketiga.
Dari tiga kasus penghentian liga itu menunjukkan bahwa sepakbola sangat bergantung dengan kondisi sosial. Mulai dari politik hingga pandemi virus corona.
Ligina IV (1997/98)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama terjadi pada musim 1997/98 atau biasa disebut Ligina IV. Situasi politik saat itu tengah memanas di era rezim Presiden Soeharto.
Situasi yang tak terkendali membuat berbagai aktivitas lumpuh, termasuk Ligina IV. Padahal kompetisi sudah setengah jalan.
Dikutip dari rsssf, beberapa klub sudah memainkan 14-17 laga di kompetisi yang dibagi ke dalam tiga wilayah itu. Yakni Divisi Barat, Tengah, dan Timur.
Setiap divisi diisi oleh 10 (Barat) dan 11 (Tengah dan Timur) tim. Persebaya Surabaya memimpin klasemen pada Divisi Barat, PSMS Medan di Divis Tengah, dan PSM Makassar di Divis Timur.
Imbas dihentikannya liga membuat Ligina IV tak mempunyai juara. Kurniawan Dwi Yulianto dari Pelita Jaya berdiri di daftar puncak pencetak gol terbanyak dengan torehan 18 gol.
Ligina baru bisa bergulir lagi pada November 1998. Namun bukan melanjutkan musim yang terhenti melainkan memulai musim baru yakni 1998/99 atau Ligina V.
Indonesia Super League (ISL) 2015
Jika Ligina IV sudah berjalan setengah perjalanan, maka ISL 2015 baru berlangsung tiga pekan. Bahkan mayoritas klub baru memainkan dua laga.
Tanda-tanda penghentian liga sebenarnya sudah tercium sebelum kompetisi digelar. Salah satunya dari penundaan kick-off.
Seharusnya kompetisi sudah digelar pada awal Februari 2015, namun terus diundur hingga akhirnya dibuka pada 4 April. Hal itu terjadi karena proses verifikasi ketat yang harus dilakukan oleh operator kompetisi kepada klub.
Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) saat itu meminta Arema Cronus dan Persebaya ISL tak ikut kompetisi. Pada akhirnya keduanya tetap saja diikutsertakan.
Pemerintah pun turun tangan dan membekukan PSSI pada 17 April 2015. FIFA pun memberi sanksi kepada PSSI imbas dari campur tangan pemerintah ke sepakbola.
Dampaknya, segala kegiatan PSSI tak diakui sehingga ISL harus berhenti meski baru berjalan beberapa pekan. Timnas Indonesia juga jadi korban karena tak bisa bertanding di pentas internasional.
Peringkat Timnas Indonesia pun menurun tajam dan terus berlanjut hingga kini di posisi ke-173. Keterpurukan Pasukan Garuda saat ini tak lepas dari masalah pembekuan PSSI ini.
Gresik United saat itu tengah menjadi pemuncak klasemen berkat tiga kemenangan yang mereka raih dari tiga laga. Persiba Balikpapan di posisi paling buncit tanpa poin.
Banyak pemain kehilangan pekerjaan akibat kontraknya diputus klubnya masing-masing. Kemudian muncul turnamen-turnamen tak resmi hingga antar kampung (Tarkam) yang menjadi sumber alternatif para pemain mencari uang.
Shopee Liga 1 2020
Berbeda dengan Ligina IV dan ISL 2015, Liga 1 2020 dihentikan karena wabah virus yang tengah terjadi secara global. Penyebabnya adalah pandemi virus corona yang berasal dari Wuhan, China.
Rencana PSSI sebenarnya tak menghentikan kompetisi secara permanen seperti pada dua kasus sebelumnya. Melainkan hanya dua pekan mulai 16 Maret 2020.
Kompetisi akan dimulai lagi pada awal April atau tergantung situasi ke depannya. Penghentian sementara ini terbilang telat dibanding kompetisi sepakbola lainnya.
Misalnya Thailand hingga Vietnam dari sesama kawasan Asia Tenggara yang sudah lebih dulu menyetop kompetisi. Liga 1 akhirnya mengikuti para tetangga karena situasi penyebaran virus corona yang semakin mengkhawatirkan.
Penghentian sementara ini juga tak lepas dari instruksi Presiden Joko Widodo yang meminta masyarakat untuk menghentikan kegiatan selama dua pekan. Terkini pemerintah melalui Badan Nasional Penganggulangan Bencana memperpanjang masa ini hingga 29 Mei.
Jika situasi tak membaik, bukan tidak mungkin Liga 1 akan berhenti di tengah jalan seperti yang terjadi pada 1997/98 dan 2015. Menengok ke luar, Piala Eropa dan Copa America sampai-sampai ditunda ke 2021.
Semoga virus corona bisa dihentikan penyebarannya dan berakhir. Sehingga sepakbola termasuk Liga 1 bisa bergulir secara normal lagi.