.webp)
Luka Jovic dikritik lantaran ia melanggar aturan isolasi diri di Serbia saat wabah COVID-19. Pemain Real Madrid itu disebut besar kepala dan tak disiplin.
Jovic menjadi sorotan saat dirinya melanggar aturan karantina yang diterapkan pemerintah Serbia. Alih-alih mengisolasi diri di kediamannya di Madrid selama dua minggu, ia malah terbang ke Belgrade untuk merayakan ulang tahun kekasihnya pada 18 Maret lalu.
Padahal saat itu Serbia tengah menerapkan aturan isolasi diri selama 28 haru bagi orang-orang yang datang dari negara terdampak COVID-19. Spanyol merupakan salah satu negeri di Eropa dengan kasus virus corona terbesar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi Jovic itu langsung mendapat kecaman dari para petinggi Serbia. Ia bahkan diancam jerat pidana akibat melanggar peraturan isolasi diri tersebut.
Kritik yang dilemparkan kepada pemain 22 tahun itu tak hanya datang dari pejabat negeri Eropa Timur itu saja. Mantan pesepakbola asal Bulgaria, Dimitar Berbatov, juga ikut mengomentari tindakan Jovic tersebut.
Menurut eks bintang Manchester United itu, Real Madrid seharusnya lebih tegas dalam kasus Jovic kali ini. Berbatov khawatir mantan penyerang Eintracht Frankfurt itu besar kepala lantaran sudah bergabung ke tim raksasa sekelas Los Blancos.
"Seperti saya, dia berasal dari Balkan dan kami ini memang suka hidup bersenang-senang. Jadi saya harap kesuksesannya dan kepindahannya ke Real Madrid tak membuatnya besar kepala," kata Berbatov seperti dilansir Marca.
"Hal itu bisa sangat berbahaya dan dia butuh untuk didisiplinkan," Berbatov mengungkapkan.
Jovic dikontrak Real Madrid pada musim panas 2019 dan diikat di Santiago Bernabeu hingga 2025. Di musim ini, ia bermain sebanyak 24 pertandingan di semua kompetisi dan mencetak dua gol.
(bay/pur)
