Kritik pedas untuk pemain Premier League yang belum mengambil sikap terkait pandemi virus corona. Mereka dianggap tak bermoral karena belum mau dipotong gaji.
Pandemi corona saat ini sudah membuat seluruh sektor terganggu khususnya olahraga. Tentunya sisi ekonomi paling terganggu karena tidak ada pertandingan berarti tidak ada pemasukan untuk klub.
Karena itulah klub-klub besar seperti Barcelona, Juventus, Borussia Dortmund, dan Bayern Munich sepakat untuk memotong gaji para pemain serta staf pelatih. Ini dilakukan agar roda perekonomian klub tetap oke.
Tapi, beda halnya dengan di Inggris. Klub-klub seperti Tottenham Hotspur, Newcastle United, dan Norwich City malah memotong gaji staf non-lapangan lebih dulu sebesar 20 persen, termasuk direksi.
Bahkan dari pegawai yang bukan pemain tim utama dan staf pelatih sudah ada yang dirumahkan. Sementara itu, para pemain masih menerima gaji penuh meski hampir sebulan tidak bermain.
"Ini benar-benar tidak masuk akal. Ini menunjukkan betapa gilanya ekonomi di sepakbola Inggris dan tidak bermoral sama sekali," semprot anggota parlemen yang mengurus olahraga dan digital, Julian Knight, seperti dikutip BBC.
Terkait keputusan tak populer tersebut, klub-klub kabarnya tidak ingin mendapat protes dari Asosiasi Pemain Profesional Inggris (PFA). Sebab PFA meminta para pemain agar menolak permintaan pemangkasan gaji sebelum ada diskusi lebih dulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya selalu berpandangan bahwa mereka yang kekurangan itu lebih membutuhkan bantuan," ujar Walikota London Sadiq Khan.
"Pemain dengan gaji selangit tentu bisa mengatasi ini dengan baik dan mereka harusnya yang pertama kali dipotong gajinya, ketimbang orang-orang yang mengurus katering atau mereka yang tidak mungkin bisa menyamai pendapatan pemain Premier League."
Premier League sampai saat ini masih menjalani penangguhan kompetisi hingga 30 April.
(mrp/nds)