Kenang Treble Inter Milan, Stankovic Colek Juventus

Kenang Treble Inter Milan, Stankovic Colek Juventus

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Senin, 06 Apr 2020 06:15 WIB
MADRID, SPAIN - MAY 22:  Inter Milan players celebrate their teams victory at the end of the UEFA Champions League Final match between FC Bayern Muenchen and Inter Milan at the Estadio Santiago Bernabeu on May 22, 2010 in Madrid, Spain.  (Photo by Jasper Juinen/Getty Images)
Inter Milan meraih treble di musim 2009/2010. (Foto: Getty Images/Jasper Juinen)
Jakarta -

Dejan Stankovic tak akan pernah lupa momen-momen meraih treble winner bersama Inter Milan. Ia sadar raihan Inter saat itu adalah sejarah penting di Italia.

Inter meraih treble pada musim 2009/2010 silam di bawah arahan Jose Mourinho. Nerazzurri merebut gelar pertama di Coppa Italia pada 5 Mei usai mengalahkan AS Roma di final.

Scudetto menyusul berikutnya, setelah finis dua poin di depan Roma. Di Liga Champions, perjalanan berat harus dilalui untuk meraih titel di Madrid.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

La Beneamata susah payah lolos dari fase grup setelah berimbang di tiga partai pertama. Kemenangan dramatis 2-1 atas Dinamo Kiev, di mana mereka tertinggal lebih dulu, menjadi momentum.

Inter lolos sebagai runner-up grup di belakang Barcelona, lawan yang kemudian dikalahkan di semifinal. Menghadapi Bayern Munich pada final di Santiago Bernabeu, Inter menang 2-0, memastikan mereka menjadi tim Italia pertama yang meraih treble.

ADVERTISEMENT

Catatan itu belum berhasil diulang oleh tim lain hingga saat ini. Termasuk Juventus, yang mendominasi dalam delapan musim terakhir.

"Kami menuliskan sejarah dengan tim Inter saat itu. Seiring waktu berjalan kami baru benar-benar menyadari apa yang kami raih, itu sungguh luar biasa. Contohnya, Juventus belum bisa mewujudkannya meski sudah menghabiskan begitu banyak uang," ungkap gelandang asal Serbia tersebut.

"Era dimulai dan berakhir. Saya cuma bisa berterima kasih kepada Massimo Moratti (mantan Presiden Inter) dan keluarganya atas apa yang ia berikan ke kami. Tahun kedua Mourinho itu sangat penting, pilihan pemainnya, sistemnya, dan karakter yang kami punya dalam tim."

"Kami saat itu ingin memenangi semuanya, karena Inter tak bisa pilih-pilih target. Kami beruntung di Kiev, jadi mengatakannya ke diri kami sendiri bahwa kami harus memaksimalkannya."

"Kami mengalahkan Chelsea (babak 16 besar), lalu dalam dua bulan cuma ada 13-14 pemain yang tersedia. Satu-satunya hal dalam pikiran kami adalah mencapai 22 Mei dan mengukir sejarah. Kami hancur berantakan secara fisik dalam 45 hari terakhir, tapi Mourinho menarik keluar sesuatu yang lain dari kami," tambahnya kepada Sky Sport Italia, seperti dikutip Football Italia.




(raw/pur)

Hide Ads