Barcelona -
Memasuki 2020, Barcelona dirundung banyak masalah. Mulai dari skandal Barcagate, ribut-ribut Lionel Messi dan Eric Abidal, hingga kisruh pemangkasan gaji.
Barcelona memasuki 2020 dengan kondisi sulit. Setelah kalah dari Atletico Madrid di Piala Super Spanyol pada 10 Januari, raksasa itu akhirnya memecat pelatih Ernesto Valverde empat hari berselang. Barcelona kemudian mendapuk Quique Setien sebagai penggantinya.
Pemecatan Valverde membuat kondisi internal Barcelona bergejolak. Pasalnya, ada klaim dari Abidal, direktur olahraga, para pemain yang mesti bertanggung jawab atas pemecatan itu.
Komentar Abidal membuat Messi marah. Lewat Instagram, bintang utama Barcelona itu mengecam balik kata-kata mantan rekannya yang kini jadi petinggi klub.
Keributannya dengan Abidal membuat Messi langsung dirumorkan bakal meninggalkan klub. Sebab, kontrak penyerang Argentina itu juga tinggal tersisa setahun, yang diyakin akan sulit diperpanjang akibat ribut-ributnya.
Sempat mereda, Messi juga dikabarkan terlibat cekcok dengan kiper Marc-Andre Ter Stegen. Situasi kian membuat runyam internal klub, meski akhirnya isu perpecahan itu mereda sendiri.
Namun, Barcelona kembali diguncang skandal. Kini lebih berat, sebab terungkap bahwa presiden Josep Maria Bartomeu menggandeng perusahaan konsultan komunikasi untuk membungkam lawan-lawannya.
Perusahaan I3 Ventures digandeng Barcelona untuk menyerang mereka yang menentang Bartomeu. Pemain seperti Messi hingga beberapa legenda klub diklaim menjadi sasarannya. Bartomeu pada akhirnya mengakui bahwa menggunakan jasa 'buzzer' dari I3 Ventures, namun mengatakan cuma untuk menjaga citra klub.
Belum sampai di situ, internal Barcelona juga dikritik oleh Messi. Kali ini, pemilik 6 Ballon d'or itu mengecam sikap manajemen yang terkesan menekan pemain di tengah pandemi virus corona.
Kritikan itu dilakukan Messi usai manajemen memutuskan memotong gaji pemain guna menghindari krisis. Messi bukannya tak setuju, namun ia kecewa dengan sikap klub yang terkesan menyudutkan pemain.
Kisruh demi kisruh itu mulai mencapai puncaknya pada April. Laporan terbaru yang diunggah Marca, sebanyak 6 petinggi klub meninggalkan Barcelona.
Mereka yang mundur adalah wakil presiden Emili Rousand, Enrique Tombas, Silvio Elias, Maria Teixidor, Josep Pont, dan Jordi Clasamiglia.
Dalam surat pengunduran dirinya, dijelaskan alasannya karena terkait skandal media sosial Barcelona di awal tahun atau Barcagate. Kemudian, langkah yang diambil Bartomeu untuk menghadapi krisis akibat panddemi virus corona juga menjadi alasannya.
"Kami dengan ini ingin menyampaikan bahwa para direktur, dengan tanda tangan yang telah dikirim ke Presiden Bartomeu, menjelaskan keputusan kami untuk mundur dari status kami sebagai eksekutif FC Barcelona," kata surat itu.
"Kami mencapai titik ini dengan tidak dapat membalikkan kriteria dan bentuk manajemen klub untuk menghadapi tantangan penting di masa depan dan, khususnya, dari skenario pasca-pandemi terbaru."
"Kami juga menyoroti kekecewaan terhadap masalah media sosial yang disesalkan, yang dikenal sebagai 'Barcagate', yang kami ketahui melalui pers," jelas pernyatan dalam surat tersebut.
Situas itu menyulitkan Barcelona, terlebih kompetisi kini dihentikan akibat pandemi virus corona. Krisis keuangan dan internal bisa membuat raksasa Catalan itu kepayahan bersaing ke depannya.
Simak Video "Video: Suporter dan Pemain Barcelona Konvoi Juara Rayakan Treble Domestik"
[Gambas:Video 20detik]