Ratu Tisha Destria belum mengungkapkan alasan mundur sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI. Pengumuman mundurnya pun sebatas di medsos dan WhatsApp. Puasa bicara, Tisha?
Tisha telah resmi melepas jabatannya sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Senin (13/4/2020). Tisha mengumumkan hal itu ke publik lewat rekaman suara di Instagram pribadi, tanpa ada konferensi pers di hadapan media.
Wanita yang menjabat sebagai Sekjen PSSI pada 2017 ini juga hanya memberikan salam perpisahan ke pengurus klub lewat pesan di WhatsApp. Dia beralasan tidak bisa menelepon satu per satu karena takut rasa harunya muncul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenapa Tisha tiba-tiba mundur? Apa alasannya mundur? Jawaban dari pertanyaan itulah yang sekarang sedang dicari-cari publik terkait pengunduran dirinya.
Ada selentingan hubungan yang sudah tak harmonis antara Tisha dengan sosok internal PSSI. Hal itu bisa diperkuat dari pengalaman awak media, termasuk detikSport, yang berusaha mewawancarai Tisha tapi selalu ditolak dengan alasan sudah tak punya wewenang lagi untuk bicara di depan media.
Tisha dalam beberapa bulan terakhir juga sudah banyak tak tampak di sisi Ketua Umum PSSI dalam momen-momen penting. Di antaranya adalah dalam pembukaan Shopee Liga 1 dan Liga 2.
"Yang paling menonjol ketika pembukaan Liga 1 di Surabaya. Tisha tidak ada di stadion, padahal seperti lazimnya acara besar dan penting, sekjen harus ada di tempat," kata anggota Komite Banding Pemilihan PSSI 2019, Mahfudin Nigara, dalam kisah tertulisnya dengan judul Tisha Mundur, Itu Hak.
"Malamnya, saat saya makan malam bersama Pak Marciano Norman, Ketum KONI, saya sempatkan telepon sekjen. Uniknya, seperti tahu apa yang akan saya tanyakan, Tisha langsung menjelaskan; 'Tidak ada apa-apa, Bang. Saya tadi membuka liga sepakbola wanita di Solo karena Pak Hasnur (anggota Exco PSSI yang membawahi sepakbola wanita) tidak bisa hadir. Tenang saja, Bang, masih aman, kok'. Kedua, saat pembukaan Liga 2 di Balikpapan, Sabtu (15/3). Sekali lagi Sekjen tak ada," ungkap Nigara seperti yang dibaca detikSport.
Tugas pokok Sekjen PSSI sejatinya memang sudah diatur dalam Statuta PSSI. Di antaranya adalah terkait administrasi PSSI, melaksanakan keputusan kongres dan Komite eksekutif berdasarkan instruksi ketua umum, menjalin komunikasi ke Klub hingga FIFA, dan mengelola rekening PSSI.
"Kalau menurut saya Sekjen ini tokoh kunci, tokoh central, jadi diibaratkan sekjen ini hampir seperti CEO-nya sebuah perusahaan. Sekjen itu bukan hanya surat menyurat, tetapi dia melaksanakan operasional dari sebuah kebijaksanaan," kata Presiden Persiba Balikpapan Gede Widiade, saat ditanya seberapa penting peran Sekjen PSSI.
"Siapa yang membuat kebijakan? Yang membuat itu ada di Exco, terapan umumnya anggota, jadi sosok atau kemampuan teknis persepakbolaan untuk seorang Sekjen sangat penting. Sekjen di federasi sepakbola harus mempunyai kemampuan teknis dan non-teknis. Teknis ya harus mengerti organisasi persepakbolaan, mulai berhubungan dengan federasi, AFC, FIFA, pemerintah, dan ke stakeholder lain," sambungnya.
Entah apakah Tisha merasa ada ganjalan dalam menjalankan tugas sebagai sekjen sampai memutuskan mundur. Atau dirinya malah mau mencoba tantangan baru. Publik tampaknya masih harus bertanya-tanya dengan alasan pengunduran dirinya, karena sejauh ini Tisha belum bilang apa-apa. Ia masih puasa bicara.
(ran/krs)