Karius: Saya Rela Gegar Otak demi Liverpool, tapi Masih Saja Dihina

Karius: Saya Rela Gegar Otak demi Liverpool, tapi Masih Saja Dihina

Putra Rusdi K - Sepakbola
Kamis, 16 Apr 2020 05:00 WIB
KIEV, UKRAINE - MAY 26:  Loris Karius of Liverpool breaks down in tears after defeat in the UEFA Champions League final between Real Madrid and Liverpool on May 26, 2018 in Kiev, Ukraine.  (Photo by Laurence Griffiths/Getty Images)
Loris Karius menilai kecaman terhadap dirinya usai blunder di final Liga Champions adalah hal yang tak adil (Foto: Getty Images/Laurence Griffiths)
Istanbul -

Loris Karius menilai kecaman untuknya usai blunder di final Liga Champions adalah hal yang tidak adil. Ini karena saat itu, ia tampil dalam kondisi gegar otak.

Karius melakukan dua kesalahan yang berujung gol saat membela Liverpool di final Liga Champions 2017/2018. Blundernya tersebut mengakibatkan Si Merah kalah 1-3 dari Real Madrid dalam laga yang dihelat di Olimpiyskiy Stadium, Kiev, Ukraina tersebut.

Blunder dilakukan Karius saat umpan lemparannya dipotong oleh Karim Benzema dan ketika, ia tak sempurna menepis sepakan jarak jauh Gareth Bale. Usai laga tersebut, Karius bak pesakitan dengan media sosialnya dibanjiri kecaman bahkan hingga ancaman pembunuhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kiper 26 tahun tersebut sebenarnya layak membela diri terkait blunderya itu. Pasalnya beberapa hari setelahnya, terungkap bahwa Karius bermain dalam kondisi gegar otak.

Gegar otak dialami Karius setelah mendapat sikutan dari Sergio Ramos. Hal tersebut mengakibatkan penglihatan Karius terganggu.

ADVERTISEMENT

Karius saat ini mengaku menyesal dulu tak menyerang balik para pengkritiknya. Karius menganggap kecaman terhadapnya merupakan hal yang tak adil. Ini karena ia telah berjuang mati-matian mempertahankan gawang Liverpool hingga gegar otak.

"Kalau dipikir-pikir, saya seharusnya menghadapi mereka secara terbuka dengan lebih agresif. Saya mengalami gegar otak setelah benturan dengan Sergio Ramos, yang membuat penglihatan saya terganggu," ujar Karius kepada Bild dikutip dari Liverpool Echo.

"Ketika hasil pemeriksaan medis dirilis, masih banyak kebencian dan hinaan, yang seharusnya tak pantas saya terima."

"Saya tidak pernah menggunakan hal itu sebagai alasan. Tetapi ketika ada olok-olok untuk seseorang yang mendapat cedera parah di kepala, saya tidak paham lagi."

"Reaksi mereka keterlaluan dan tidak sopan. Kesalahan saya dinilai dengan tidak adil," jelasnya.




(pur/mrp)

Hide Ads