Kisah Pilu Sobat Marcus Rashford yang Dulu Sama-sama di MU

Kisah Pilu Sobat Marcus Rashford yang Dulu Sama-sama di MU

Kris Fathoni W - Sepakbola
Kamis, 16 Apr 2020 21:05 WIB
MANCHESTER, ENGLAND - FEBRUARY 03:  A general view of Old Trafford during the Premier League match between Manchester United and Huddersfield Town at Old Trafford on February 3, 2018 in Manchester, England.  (Photo by Alex Morton/Getty Images)
Kisah Pilu Sobat Marcus Rashford yang Dulu Sama-sama di MU. (Foto: Alex Morton/Getty Images)
Jakarta -

Nama Charlie Scott pasti asing buat penggemar sepakbola. Ia adalah sobat Marcus Rashford. Mereka dulu sama-sama pemain akademi Manchester United.

Namun, nasib membawa Charlie dan Marcus ke jalan yang berbeda. Ketika Rashford menjulang bersama The Red Devils, Scott kini justru cuma main sepakbola paruh waktu.

Seperti dilansir The Sun, Charlie bahkan sempat depresi setelah dilepas Manchester United pada dua tahun lalu. Pemuda 22 tahun itu sudah berada di klub semenjak berumur enam tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengingat ketatnya persaingan sepakbola di Inggris, bahkan sedari level akademi internal, memang tak semua pemain muda berkesempatan tampil ke pentas lebih besar. Tidak sedikit yang lantas tersisih.

Dalam kasus Charlie, pada titik terendahnya ia mengaku uangnya malah dihabiskan untuk minum-minuman keras dan berjudi, "terutama kasino, juga (melakukan) beragam hal omong kosong lain."

ADVERTISEMENT

"Aku berada di klub (MU) selama dua per tiga hidupku. Tapi, ya, sudah begitu saja. Dan saat itulah aku depresi," katanya dalam wawancara dengan The Athletic.

"Dari sebuah tempat yang tinggi sekali, dengan berada di sebuah klub seperti United, aku kemudian benar-benar terhempas jatuh ke posisi paling bawah."

Charlie Scott sendiri enggan menyerah begitu saja. Kisah pilu dalam episode kehidupannya itu pun perlahan coba digantikan dengan perjuangan menghadapi kehidupan nyata.

Sejak Desember lalu, ia lulus kualifikasi untuk bekerja di sebuah situs konstruksi. Setiap hari, Charlie kini harus bangun pagi-pagi buta untuk berangkat dari kediamannya dan menempuh jarak 80 km ke wilayah Birmingham, tempatnya bekerja sebagai pekerja konstruksi bangunan. Selain itu, ia juga beraktivitas sebagai pesepakbola paruh waktu Newcastle Town di divisi kedelapan.

Kisah pilu Charlie Scott tampaknya sudah berganti dengan nuansa positif. Ia pun sudah berusaha tak lagi mengasihani diri. Apalagi dirinya juga tetap karib dengan Rashford yang senantiasa penuh dukungan.

"Bersama-sama, kami merintis jalan di United. Kami masih sobatan. Marcus selalu kirim teks menanyakan kabarku. Sekali dalam satu pekan, aku pun biasa menemuinya. Tak ada yang berubah darinya, sedari usia 15 tahun sampai kini jadi megabintang," ucap Charlie.

"Ia sedemikian simpatik. Bahkan ia bilang begini kepadaku, 'entah bagaimana kamu bisa berada di situasi ini'. Tapi di sisi lain, banyak orang yang bilang bahwa di satu sisi itu juga membuatnya jadi makin buruk," tuturnya.

Di sisi lain, di tengah perjuangan yang kini sudah ia lakukan, Charlie Scott rupanya tetap memendam pilu. Ia tidak menyangkal bahwa kisah kegagalannya mewujudkan impian di Manchester United masih membekas sedemikian mendalam di hati dan pikiran.

"Itu mempengaruhiku dalam banyak hal. Aku terus-terusan berpikir mengenai apa yang dipikirkan orang-orang lain terhadap diriku. Aku merasa seperti dilihat sebagai orang gagal, ke Manchester United selama 14 tahun lalu balik main di sepakbola lokal," katanya.

"Newcastle adalah tim lokalku. Awalnya aku risau apa yang akan dipikirkan orang, bagaimana mereka bakal melihatku bagaikan, 'ia punya peluang jadi 'orang' tapi sudah mengacaukannya. Aku tahu jauh di dalam hatinya, orang-orang tidak berpikir seperti itu. Itu cuma ada dalam benakku dan aku tidak bisa menyingkirkannya begitu saja."

"Banyak teman-temanku, juga kerabat, bilang agar aku tidak usah merisaukannya. Tapi (pengalaman) itu sudah membuatku sepeti ini," tuturnya.




(krs/adp)

Hide Ads