Penggemar Liga Inggris tentu ingat Alan Pardew. Pardew bisa bernapas lega karena timnya, ADO Den Haag, selamat dari degradasi setelah musim dibatalkan.
Pardew cukup dikenal sebagai manajer yang menangani banyak tim di Inggris, termasuk Newcastle United, West Ham United, Southampton, dan Crystal Palace.
Sejak dipecat dari West Bromwich Albion 2 April 2018, Pardew sempat menganggur setahun lebih sebelum dikontrak ADO pada 24 Desember 2019. Klub Belanda itu adalah tim non-Inggris pertama Pardew.
Pardew mungkin berharap petualangan pertamanya akan berjalan manis dan bisa menyelamatkan ADO dari Degradasi. Tapi, faktanya berbeda karena Pardew cuma menang sekali dari delapan pertandingan.
Sisanya tiga laga berakhir seri dan empat berujung kekalahan. Ancaman degradasi begitu nyata ketika ADO masih berada di posisi ke-17 dari 18 tim peserta Liga Belanda dengan 19 poin, selisih tujuh angka dari zona aman dengan delapan laga tersisa.
Begitulah kondisi terakhir ADO dan Pardew yang terus mendapat tekanan dari fans karena performa buruk tim. Sampai akhirnya kritik itu bisa mereda karena liga disetop akibat pandemi virus corona.
Sebulan lebih liga dihentikan, Federasi Sepakbola Belanda (KNVB) akhirnya memutuskan kompetisi 2019/2020 dibatalkan dan tidak ada juara, degradasi, dan promosi.
Pardew bisa bernapas lega karena dia setidaknya masih punya semusim lagi untuk membuktikan kemampuannya. Sementara di satu sisi, Pardew sebenarnya tidak ingin musim berakhir seperti ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Liga Belanda Resmi Dihentikan Tanpa Juara |
"Kami sama sekali tidak merayakan itu," ujar Pardew seperti dikutip Daily Mail.
"Keputusan ini sangat menguntungkan kami, dan kami harus menanggapinya. Saya sulit mengatakan apakah ini benar atau salah," sambungnya.
Pardew juga membantah dirinya menerima bonus 100 ribu paun atau sekitar Rp 1,9 karena ADO berhasil bertahan di Liga Belanda.
"Jika memang ada bonus, maka saya tidak akan menerimanya. Saya akan mengembalikannya kepada klub."
(mrp/rin)