Terkait Akuisisi Newcastle, LaLiga: Arab Saudi Mencuri Sepakbola

Terkait Akuisisi Newcastle, LaLiga: Arab Saudi Mencuri Sepakbola

Yanu Arifin - Sepakbola
Jumat, 08 Mei 2020 02:40 WIB
MANCHESTER, ENGLAND - SEPTEMBER 06:  Javier Tebas, La Liga President talks during day 3 of the Soccerex Global Convention at Manchester Central Convention Complex on September 6, 2017 in Manchester, England.  (Photo by Jan Kruger/Getty Images for Soccerex)
Javier Tebas, Presiden LaLiga, mengomentari rencana Arab Saudi membeli Newcastle United. (Foto: Jan Kruger/Getty Images for Soccerex)
Madrid -

Rencana pihak Arab Saudi membeli Newcastle United ditanggapi LaLiga. kompetisi Liga Spanyol menuding pihak Arab Saudi telah mencuri sepakbola.

Dana Investasi Publik (PIF), konsorsium Arab Saudi yang dipimpin Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman, tengah mengincar Newcastle. Namun, proses akuisisi klub Liga Inggris itu terganjal kasus pembajakan.

Salah satu broadcaster Arab, beoutQ, dituding membajak siaran Premier League di Timur Tengah, yang dikuasai beIN Sports, broadcaster dari Qatar. Premier League dan LaLiga, yang bersama-sama sedang memerangi pembajakan hak siar, juga telah melapor ke Pemerintah Amerika Serikat.

Presiden LaLiga, Javier Tebas, menilai pembajakan hak siar adalah sesuatu yang sedang diperangi di sepakbola. Secara tak langsung, ia menuding Arab Saudi telah menjadi pencuri di dunia sepakbola.

"Lisensi sepakbola Eropa, termasuk Newcastle, telah dicuri secara sistematis oleh BeoutQ selama tiga tahun," kata Tebas kepada AP.

"Sekarang, Saudi menginginkan tempat duduk di papan atas, melupakan kerusakan yang telah mereka lakukan lewat BeoutQ. Jika liga dan klub sepakbola tidak melindungi kekayaan intelektualnya, mereka tidak punya apa-apa."

"LaLiga sangat tegas untuk masalah ini. Mencuri siaran sepakbola adalah mencuri sepakbola itu sendiri," tegasnya.

Masalah pembajakan sendiri diklaim ada hubungannya dengan boikot ekonomi Qatar di kawasan Timur Tengah. Sejak 2017, Selain masalah pembajakan hak siar, Arab Saudi juga diprotes terkait masalah Hak Asasi Manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa organisasi kemanusiaan menuding Arab Saudi banyak melakukan pelanggaran HAM. Mulai dari pemenjaraan aktivis, hingga pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018, yang menyeret nama sang Putra Mahkota.




(yna/pur)

Hide Ads