Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Liga Indonesia Baru (LIB) tak menjamin kejelasan kompetisi. Shopee Liga 1 dan Liga 2 2020 tetap bergantung Keputusan pemerintah.
Sejauh ini PSSI masih berpegang dengan keputusan force majeure yang mereka tetapkan sebelumnya. Liga 1 dan Liga 2 tetap rehat sampai 29 Mei mendatang.
Karena yang punya wewenang untuk menentukan nasib kompetisi adalah PSSI. Sementara PSSI tunduk pada ketetapan pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PT LIB diminta menggelar RUPSLB oleh PSSI setelah menggelar rapat Komite Eksekutif (Exco), Selasa (12/5/2020), malam. Itu berdasarkan desakan 18 klub Shopee Liga 1 2020 yang resah dengan kelanjutan kompetisi dan disharmoni di PT LIB.
"Kalau saya lihat dari surat masuk, pertama mereka minta kepastian kompetisi tahun ini. Kalau ada kepastian, mereka bisa mengatur masalah kontrak pemain, pelatih, dan lainnya," kata Hasani kepada wartawan.
Baca juga: PSSI Minta PT LIB Gelar RUPS Luar Biasa |
"Keputusan rapat kemarin malam tetap berpatokan pada surat keputusan terakhir, yakni menunggu sampai 29 Mei ini. Apapun hasil RUPS nanti, tetap tidak ada keputusan tentang kompetisi selama tidak ada keputusan pasti dari PSSI dan pemerintah," ujarnya menambahkan.
Federasi memerintahkan PT LIB untuk menggelar RUPSLB paling lambat pada 18 Mei. Nantinya para klub meminta operator liga untuk menjelaskan strategi bisnis mereka selama wabah virus corona.
Hasani yang juga anggota Exco PSSI itu terbuka dengan agenda lain dalam RUPSLB nanti. Semua tergantung dari keinginan klub selaku pemegang saham PT LIB.
"Pemegang saham nanti bakal meminta strategi dan business plan LIB terhadap pandemi ini. RUPS dijalankan berdasarkan agenda, permintaan klub yang saya lihat dua itu," tutur Hasani.
"Mungkin bisa dimasukkan yang lain-lain nanti sesuai permintaan pemegang saham. Apapun bisa terjadi, pemegang saham yang punya LIB, direksi yang bekerja. Pemilik bisa bicara apapun," ucapnya.
(cas/yna)