Aubameyang Memang Terlalu Bagus buat Arsenal

Aubameyang Memang Terlalu Bagus buat Arsenal

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Kamis, 04 Jun 2020 04:20 WIB
Arsenals Pierre-Emerick Aubameyang scores his sides second goal during the English Premier League soccer match between Arsenal and Everton at Emirates stadium in London, Sunday, Feb. 23, 2020. (AP Photo/Kirsty Wigglesworth)
Aubameyang disebut terlalu bagus buat Arsenal. (Foto: Kirsty Wigglesworth/AP Photo)
Jakarta -

Dalam 2,5 musim terakhir, Pierre-Emerick Aubameyang membuktikan dirinya kapabel jadi mesin gol Arsenal. Kini masa depannya dispekulasikan.

Sejak bergabung pada Januari 2018 silam, Aubameyang menjadi pencetak gol utama The Gunners. Setelah 10 gol dari 14 penampilan selama separuh musim, ia lantas menegaskan ketajamannya dengan 31 gol di musim 2018/2019.

Musim ini pemain 30 tahun itu sudah mengoleksi 20 gol di semua ajang sebelum musim ditangguhkan akibat pandemi. Tapi catatan gemilangnya menghadirkan dampak tak menyenangkan buat Arsenal, sebab tim-tim peminat berdatangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Barcelona, Paris Saint-Germain, Chelsea, hingga Real Madrid kabarnya memantau pemain yang kontraknya akan habis pada Juni tahun depan itu. Aubameyang diyakini membuka pintu untuk pindah karena ingin memenuhi ambisi menambah koleksi trofi sebelum periode terbaiknya habis.

Arsenal sudah kesulitan bersaing di papan atas Premier League dalam beberapa musim terakhir. Mereka bahkan tak bisa finis di empat besar sejak 2016/2017, kendati masih sempat memenangi tiga Piala FA dalam rentang 2014-2017.

ADVERTISEMENT

Rumor kepergian Aubameyang terasa masuk akal buat mantan bek Liverpool Jamie Carragher. Sebab jika dilihat secara keseluruhan, ia terlihat menarik gerbong tim Arsenal sendirian.

"Pada tahap ini, tidak ada keraguan soal itu. Aubameyang memang terlalu bagus buat Arsenal. Kami pernah mengalaminya, beberapa kali, di Liverpool dengan mungkin Luis Suarez dan sejumlah pemain tertentu di dalam skuad," kata Carragher kepada Sky Sports.

"Anda berusaha mati-matian mempertahankan mereka karena Anda berpikir sebagai sebuah klub, Anda ingin membangun tim di sekitar pemain semacam ini dan kalau ia pergi, Anda merasa seperti harus memulai lagi."

"Itulah masalah yang Anda punya saat mencoba kembali masuk ke empat besar dan menetapkan diri di sana, seperti yang Arsenal sedang coba lakukan," ujar mantan bek yang kini jadi analis tersebut.




(raw/nds)

Hide Ads