Kemegahan Stadion Palaran Kini Tinggal Kenangan

Kemegahan Stadion Palaran Kini Tinggal Kenangan

Suriyatman - Sepakbola
Kamis, 04 Jun 2020 13:21 WIB
Stadion Palaran kini.
Stadion Palaran, tempat olahraga mahal yang kurang terawat. (Foto: detikcom/Suriyatman
Samarinda -

Kompleks Stadion Palaran Kalimantan Timur tersia-siakan. Venue Pekan Olahraga Nasional 2008 itu sepi aktivitas.

Miris melihat satu peninggalan perhelatan akbar PON pertama di Pulau Kalimantan. Stadion Megah itu dibangun tahun 2006 dan digunakan untuk PON 2008.

Kompleks Stadion Palaran merupakan salah satu sejarah bagi perkembangan olahraga nasional, di stadion yang dibangun dengan anggaran Rp 3 triliun inilah untuk pertama kalinya PON dilaksanakan di luar Pulau Jawa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua kompleks olahraga berdiri megah, kompleks olahraga stadion madya Sempaja dan stadion utama Kaltim yang terletak di Palaran.

Sebanyak 43 cabang PON 2008 tertampung dan bertanding di arena berstandar internasional. Saat itu, Kaltim lantas menjelma menjadi primadona olahraga Indonesia. Ibarat melempar sinyal bahwa Kaltim yang siap dibebani tugas menggelar ajang internasional, publik kala itu tertuju kepada kualitas stadion utama Kaltim atau yang lebih dikenal dengan stadion Palaran.

ADVERTISEMENT

Semua tribun sudah memakai single seat, lebih dulu ketimbang stadion utama gelora Bung Karno (SUGBK), klaim awal, kapasitas stadion dengan dua tingkat tribun itu mencapai 67.000 tempat duduk.

Stadion Palaran kini.Stadion Palaran riwayatmu kini. Foto: detikcom/Suriyatman

Namun sayang, hingga saat ini ajang internasional yang rencananya akan digelar ditempat ini tidak pernah terwujud, stadion utama Palaran hanya pernah menggelar laga Timnas Indonesia U-19 melawan Persisam Putra U-19.

Selebihnya stadion ini pernah dijadikan kandang Persiba Balikpapan dan Borneo FC saat kualitas rumput stadion ini masih sangat baik.

Kini kemegahan stadion kebanggaan rakyat Kaltim ini hanya tinggal kenangan, stadion utama Palaran hanya digunakan oleh masyarakat sekitar untuk pertandingan persahabatan antar tim lokal. Rumput lapangan berjenis zoysia matrella kini sudah tidak terlihat, bahkan rumput di atas lapangan sudah tidak dominan menutupi lapangan.

Bahkan lintasan tartan atletik delapan lajur mengelilingi lapangan utama juga sudah terlihat kusam, begitu juga dengan papan skor digital berdiri tegap di utara stadion.

Rahman salah seorang pengguna lapangan sepak bola menyesalkan kondisi lapangan stadion yang menjadi kebanggaan masyarakat Kaltim itu. Ia melihat ada masalah dalam pengelolaan stadion utama Palaran, harusnya stadion ini dikelola oleh swasta sehingga pemanfaatanya juga akan lebih dapat diandalkan.

"Sebelum COVID-19 merebak kami masih bisa bermain di stadion Palaran, namun kini sudah tidak bisa entah bagaimana nasibnya kini, harusnya ada upaya pemeliharaan untuk aset daerah ini karena kita tau bersama biaya pembangunanya mencapai 3 triliun, kalau dikonfensikan dengan APBD itu bisa satu tahun APBD Kabupaten / kota di Kaltim," kata Rahman.

Ini aset yang besar yang tidak dimiliki oleh daerah lain lanjutnya, namun sayang aset ini kurang dimanfaatkan padahal kalau diberikan ke Perusda mungkin bisa bermanfaat karena antusiasme masyarakat Samarinda dan Kaltim dalam berolahraga khususnya sepakbola itu sangat tinggi.

Sementara itu Hasbar, Kepala Pengelola Stadion Utama Palaran, kepada detikcom, Sabtu (30/5/2020), petang mengatakan bahwa pemerintah telah menggandeng perusahaan independen untuk melakukan audit building atau pemeriksaan bangunan pada 2016 lalu, hasilnya memang stadion ini memerlukan perbaikan mencapai Rp 160 miliar.

"Kemarin berdasarkan audit tim independen untuk melihat tingkat kerusakan stadion memang sudah sangat parah, sedikitnya diperlukan Rp 160 miliar untuk memperbaiki stadion termasuk pagar dan jalan," kata Hasbar.

Sayangnya hasil audit itu tidak dapat ditindak lanjuti karena Anggaran yang tidak mencukupi.

Saat ini lanjutnya Pengelola hanya mampu mempekerjakan 16 pegawai. Empat di antaranya PNS. Sisanya non-PNS. "Kalau petugas keamanan ada 26 orang dengan tiga shift waktu jaga," kata Hasbar.

Stadion Palaran kini.Stadion Palaran riwayatmu kini. Foto: detikcom/Suriyatman

"Beberapa tahun lalu perbaikan cuma cat. Yang benar-benar mendapatkan perbaikan hanya GOR Serbaguna," sambungnya.

Hasbar berharap pemerintah bisa memerhatikan bangunan lain. Seperti gedung bulutangkis, lapangan tenis, softball, panjat tebing, kolam renang, dan lain-lain. Total ada 10 venue.

Namun Hasbar membantah jika seluruh fasilitas peninggalan PON 2008 ini terbengkalai, setelah Kompleks Sekolah Khusus Olahraga Internasional selesai di bangun sejak tahun 2012 lalu semua fasilitas olahraga yang ada ditempat ini bisa dimanfaatkan.

Saat ini sejumlah tempat di kompleks stadion Palaran sudah digunakan oleh para atlit SKOI untuk berlatih, bahkan beberapa cabang olahraga hingga saat ini tidak memiliki tempat berlatih dan harus berlatih di luar stadion.

Namun memang harus diakui bahwa luasnya kompleks stadion Palaran membuat kompleks olahraga ini terlihat tidak terurus, karena memang SKOI tidak memiliki anggaran untuk melakukan pembersihan, namun untuk kebersihan lokasi latihan para atlit SKOI selalu menjaganya.


Hide Ads