Tukar Nasib Liverpool dan MU

Tukar Nasib Liverpool dan MU

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Senin, 15 Jun 2020 19:23 WIB
Liverpools Sadio Mane, centre, kicks the ball during the English Premier League soccer match between Liverpool and Manchester United at Anfield Stadium in Liverpool, Sunday, Jan. 19, 2020.(AP Photo/Jon Super)
Liverpool dan Manchester United bertukar posisi di bursa transfer. (Foto: Jon Super / AP Photo)
Jakarta -

Liverpool dan Manchester United dianggap benar-benar telah bertukar posisi, termasuk di bursa transfer. MU kini punya tekanan ekstra dalam perekrutan pemain.

Setelah periode sulit yang dipenuhi kegagalan untuk sekadar finis empat besar, Liverpool menanjak bersama Juergen Klopp. 'Si Merah' sejak 2016/2017 lalu selalu berada di zona Liga Champions, bahkan sudah memenangi turnamen bergengsi tersebut.

Musim ini Liverpool diperkirakan akan mengakhiri puasa gelar Liga Inggris yang sudah berlangsung 30 tahun. Mohamed Salah dkk cuma butuh dua kemenangan lagi untuk mengunci titel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Situasinya kontras dengan MU, yang dalam enam musim terakhir cuma dua kali finis empat besar. Musim ini 'Setan Merah' juga masih dalam posisi mengejar zona Liga Champions, dengan sementara menempati urutan lima tertinggal tiga poin dari Chelsea.

Padahal sebelumnya MU begitu perkasa di liga. Sejak musim perdana Premier League hingga berakhirnya era Sir Alex Ferguson pada 2012/2013, MU 13 kali jadi juara dari 21 musim.

ADVERTISEMENT

Merosotnya prestasi MU turut berdampak pada posisi yang lebih sulit di bursa transfer. MU jadi mengemban beban besar untuk mendapatkan pemain-pemain yang bisa memberikan dampak segera, sementara tekanan itu pula yang kerap kali bikin rekrutan meredup.

Sebaliknya, Liverpool kini berada di posisi yang dinikmati MU selama periode dominan mereka. Liverpool tak punya tekanan untuk melakukan pendekatan agresif di tiap bursa transfer karena mengetahui skuad saat ini sudah teruji.

"Liverpool ada di posisi yang ditempati Manchester United sebelumnya selama 25 tahun, ketika Anda berada di puncak dan membeli pemain tanpa tekanan untuk bekerja dengan baik di bursa transfer," ungkap eks manajer dan kapten Liverpool Graeme Souness dikutip Liverpool Echo.

"United sekarang membeli para pemain yang harus langsung masuk ke tim dan segera memberikan dampak. Lihatlah Fabinho dan Andy Robertson (di Liverpool), mereka tidak langsung masuk ke tim kan."

"Di posisi itulah Anda ingin berada, ketika Anda leluasa memilih pemain mana yang Anda inginkan tapi tidak menempatkan pemain itu di bawah tekanan ekstra untuk langsung tokcer sejak hari pertama," ujarnya.




(raw/krs)

Hide Ads