Shin Tae-yong Bicara Ratu Tisha dan Perselisihannya dengan Indra Sjafri

Shin Tae-yong Bicara Ratu Tisha dan Perselisihannya dengan Indra Sjafri

Muhammad Robbani - Sepakbola
Kamis, 18 Jun 2020 16:05 WIB
Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-Yong
Shin Tae-yong bicara tentang Ratu Tisha dan perselisihan dengan Indra Sjafri. (Foto: detikcom/Rifkianto Nugroho)
Jakarta -

Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong bicara isu yang sempat melanda PSSI. Yakni mundurnya Ratu Tisha Destria dan kabar perselisihannya dengan Indra Sjafri.

Ia mengaku kecewa berat dengan cabutnya Ratu Tisha dari kursi Sekjen PSSI. Bukan rahasia lagi, Ratu Tisha adalah sosok yang meyakinkannya untuk menerima tawaran PSSI menjadi pelatih Timnas Indonesia.

Ia mempertanyakan komitmen PSSI yang begitu berhasrat meraih prestasi dari sepakbola. Belum lagi masalahnya dengan Indra Sjafri, yang dikabarkan dimulai sejak pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19 di Thailand.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu Indra Sjafri ikut terbang ke Thailand dalam kapasitasnya sebagai salah satu asisten pelatih. Setelah berselisih, kini Indra Sjafri ditunjuk menjadi Direktur Teknik.

"Kebijakan PSSI terus berubah setiap saat. Tisha, Sekjen PSSI, yang populer di kalangan penggemar karena kemampuannya, tiba-tiba dikeluarkan pada April lalu," kata Shin Tae-yong dalam wawancara eksklusifnya dengan News Join.

ADVERTISEMENT

"PSSI juga sangat mendukung pelatih lokal. Namun, setelah latihan di Thailand, pelatih lokal pulang tanpa berpamitan sejak di bandara. Keesokan harinya, saya meminta maaf dalam sebuah pertemuan dan mencoba menerima keadaan," ujarnya menambahkan.

"Namun dia berkata bahwa apa yang saya lakukan salah. Ketum PSSI dari kalangan petinggi kepolisian kemudian menelepon menanyakan hal itu. Pelatih itu kemudian pergi dan dua bulan setelahnya ditunjuk menjadi Direktur Teknik," katanya lagi.

Dengan kondisi seperti itu, PSSI tetap meminta kepadanya untuk memberikan prestasi buat Indonesia. Menurutnya, itu hanya bisa dicapai dengan lingkungan kerja yang bagus.

Ia paham dengan hal itu mengingat besarnya antusiasme masyarakat Indonesia terhadap sepakbola. Itu ia amati dari laga pembuka Shopee Liga 1 2020 yang mempertemukan Persebaya Surabaya kontra Persik Kediri pada akhir Februari lalu. Begitu juga dengan banyaknya penonton laga Persija Jakarta kontra Borneo FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

"Jika saya membuat program untuk Timnas dan pemain, saya mau mereka kooperatif sehingga performanya bisa bagus. Pelatih bukan pesulap, semua butuh proses," tutur eks pemain Seongnam Ilhwa Chunma itu.

"Saya ingin menjadi bagian sejarah sepakbola Indonesia. Saya melihat ada 70 ribu fans berkumpul di Jakarta sebelum meledaknya kasus Corona," ucapnya.

"Demam sepakbola di Indonesia itu luar biasa. Pemerintah juga sangat mendukung untuk gelaran Piala Dunia U-20 tahun depan," katanya lagi.


Hide Ads