PSSI mengumumkan kelanjutan Shopee Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 2020, pada Minggu (28/6/2020). Ada delapan hal yang menjadi alasan PSSI memutar kompetisi lagi.
Lewat Surat Keputusan (SK) bernomor SKEP/53/VI/2020 ditandatangani Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan pada, Sabtu (27/6), PSSI ingin kompetisi digulirkan lagi mulai Oktober mendatang. Keputusan diambil setelah diskusi panjang dengan perwakilan pemain, pelatih, klub Liga 1, Liga 2, Liga 3, hingga para akademisi Universitas Indonesia (UI).
SK tersebut menjadi keputusan resmi PSSI sekaligus menjadi SK pengganti yang diterbitkan pada 27 Maret saat menetapkan status force majeure kompetisi. Sebelumnya PSSI sudah memutuskan kelanjutan kompetisi lewat rapat Komite Eksekutif (Exco).
Ada beberapa garis besar yang menjadi pertimbangan kelanjutan kompetisi. Mulai dari kampanye new normal, Timnas Indonesia, hingga alasan ekonomi.
Berikut 8 alasan PSSI memutuskan melanjutkan kompetisi Liga 1, Liga 2, dan Liga 3:
1. Kampanye New Normal
Sepakbola bisa menjadi percontohan new normal yang sudah dikampanyekan pemerintah. Kesuksesan berjalannya kompetisi di tengah pandemi virus corona diharapkan menjadi contoh buat masyarakat.
"Pertama kami perlu kampanye lewat sepakbola, bahwa Indonesia sudah mulai beradaptasi dan belajar dengan situasi new normal yaitu dengan menjalankan protokol kesehatan lewat kompetisi sepakbola. Ini merupakan kampanye yang baik untuk kita, beberapa liga sudah melakukan ini di Eropa dan negara-negara Asia ya, kalau kita tidak mulai, kita kan tak pernah tahu kapan COVID-19 ini akan berhenti," kata Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan.
2. Belajar dari vakumnya kompetisi pada 2015
Sepakbola Indonesia pernah vakum akibat sanksi kepada PSSI oleh FIFA pada 2015. Kompetisi QNB League 2015 yang baru berjalan tiga pekan pun berhenti total.
Tak ada aktivitas sepakbola resmi hingga ke level Timnas Indonesia. Akibatnya, ada satu generasi yang terputus akibat vakumnya aktivitas sepakbola dalam negeri.
"Kedua, kita punya pengalaman disanksi FIA, yaitu pada saat tidak ada kompetisi, akibatnya kurang baik persepakbolaan Indonesia di mata internasional dan itu juga berakibat terhadap sepakbola nasional tentunya," ujar Iriawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
3. Kepentingan Timnas Indonesia
Pandemi virus corona membuat tertundanya berbagai agenda internasional Timnas Indonesia hingga ke kelompok usia. Berbagai jadwal yang seharusnya sudah digelar di awal tahun digeser ke tengah tahun hingga akhir tahun.
Akibatnya jadwal pun menjadi padat. PSSI ingin pemain Timnas Indonesia tetap kompetitif lewat kompetisi domestik.
"Ketiga, kompetisi yang dilakukan sekarang untuk kepentingan timnas ke depan, karena kalau kompetisi berhenti maka timnas tidak bisa meningkatkan performanya dengan baik. Memang ada TC, tapi beda dengan kompetisi, tentunya pemain agar selalu berkompetisi dengan sendirinya pemain akan terasa kualitasnya," ujarnya.
4-5. Wadah Timnas Indonesia U-20 sebelum Piala Dunia U-20 2021
Indonesia akan berstatus sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. PSSI ingin Indonesia sukses secara prestasi, bukan hanya sebagai penyelenggara.
Kompetisi domestik diharapkan menjadi wadah bagi para pemain mengasah kemampuannya sebelum tampil di ajang akbar. Ada wacana regulasi klub wajib memainkan pemain U-20 demi mewujudkan ambisi berprestasi di Piala Dunia U-20 mendatang.
"Keempat, juga untuk kepentingan timnas kita nanti di Piala Dunia U-20, saat mereka nanti tidak TC, para pemain bisa berkompetisi di klub mereka masing-masing. Jadi begitu TC selesai mereka bisa bermain, baik itu di Liga 1 dan Liga 2 karena pada umumnya mereka sudah memiliki klub yang ada di seluruh Indonesia ini," ucap Iriawan.
"Kelima, kalaupun TC berlangsung, pada umumnya pemain dipanggil nanti hanya 23 sampai 30 orang, sekarang masih ada 44 sekian ya. Sedangkan pemain yang tidak dipanggil TC nanti mereka tetap terasa kompetisi di klub masing2 sesuai dengan jadwalnya," katanya lagi.
(Halaman selanjutnya, seleksi timnas dan roda ekonomi)