Berkah dari Piala Dunia untuk Pengrajin Boneka di Kota Santri

Berkah dari Piala Dunia untuk Pengrajin Boneka di Kota Santri

- Sepakbola
Minggu, 15 Jun 2014 13:15 WIB
detikSport/Enggran Eko Budianto
Jombang - Musim Piala Dunia 2014 di Brasil memberi berkah tersendiri bagi pengrajin boneka di Dusun Karang Timongo, Desa Denanyar, Kecamatan/Kabupaten Jombang. Apa?

Home industri milik Dian Wahyudi itu rupanya jadi kebanjiran order boneka Piala Dunia dari beberapa kota besar di Indonesia. Tak ayal, omsetnya pun naik hingga dua kali lipat dari sebelumnya.

Dian menjelaskan bahwa sejak dua bulan sebelum pembukaan Piala Dunia Jumat (13/6/2014) lalu, dia telah kebanjiran pesanan dari dalam maupun luar kota Santri semisal dari Surabaya, Kediri, Malang, Nganjuk, Mojokerto hingga dari Jakarta, dan Bali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pesanan mulai ramai sejak April sampai Mei, pesanan setiap model rata-rata 400 biji dalam satu bulan. Padahal di bulan sebelumnya, pesanan hanya antara 100-200 biji per model," ungkap Dian kepada detikSport saat dikunjungi di tempat usahanya, Minggu (15/6/2014).

Menurutnya, pesanan terbanyak pada produk bantal berlogo Piala Dunia 2014 dan berlogo timnas peserta Piala Dunia. Lalu gantungan kunci, serta sandaran mobil bergambar timnas dan logo Piala Dunia. Kontan saja, omsetnya naik dua kali lipat dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

"Bulan-bulan sebelumnya antara Rp 5-10 juta per bulan, sekarang Rp 15-20 juta per bulan," ujarnya.

Dian mengaku, untuk membuat bantal maupun boneka tersebut, pemuda ini memilih menggunakan bahan dakron. Sedangkan bantal Piala Dunia yang dia produksi pun bervariasi bentuknya. Mulai dari berbentuk bulat, kotak hingga berbentuk kostum timnas peserta Piala Dunia.

"Harganya variatif tergantung ukurannya. Antara Rp 20 ribu sampai Rp 80 ribu," paparnya.

Sementara berkah yang didapatkan Dian juga dirasakan para tetangganya di sekitaran Jombang yang juga dijuluki 'Kota Santri' tersebut. Jumlah order yang tinggi membuat pekerjanya yang semula 3 orang menjadi 25 orang. Tentunya ini untuk mengejar target produksi dari para konsumennya.

"Sebelumnya 3 penjahit tetap, sekarang 5 penjahit tetap dan tambahan karyawan 20 orang pekerja borongan. Saya karyakan pemuda-pemudi tetangga saya sendiri," tuturnya.



(krs/mrp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads