Ada romantisme tersendiri ketika Paris Saint-Germain menjamu Malmo FF di matchday I Liga Champions tengah pekan ini. Bukan karena sejarah di antara kedua tim, melainkan lantaran Zlatan Ibrahimovic.
Sejak undian babak grup Liga Champions dilakukan, pembicaraan mengenai Ibrahimovic dan Malmo sudah diangkat. Bahkan, sebelum undian dilakukan, Ibra seakan bisa mengendus takdir. Ia kala itu berharap, bisa bertemu Malmo di fase grup Liga Champions. Harapannya kemudian jadi kenyataan.
Cerita bahwa Ibra begitu menantikan pertemuan dengan Malmo, dan bagaimana perasaannya mengenai pertemuan tersebut, sudah diketahui rekan-rekan satu timnya. Gelandang PSG, Blaise Matuidi, menyebut bahwa Ibra sudah tak sabar untuk bermain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ibra amat senang bertanding melawan klub tempat dia berasal. Mungkin saja ini Liga Champions terakhirnya. Jadi, bermain melawan klub kota asalnya adalah sesuatu yang indah," ujar Matuidi kepada Telefoot.
Dalam catatan FourFourTwo, Ibra sudah mencetak 43 gol di Liga Champions, lebih banyak dari pemain-pemain di luar Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Namun, berbeda dengan Ronaldo dan Messi, Ibra yang kini berusia 33 tahun belum pernah merasakan gelar juara.
Jadilah Liga Champions musim ini bukan sekadar romantisme bertemu klub lama bagi Ibra, tetapi juga pembuktian ambisi bahwa ia bisa membawa klubnya menjadi juara.
PSG sendiri amat penasaran dengan Liga Champions. Setelah beberapa kali tumbang di fase gugur, mereka ingin menggenggam trofi 'Si Kuping Besar'. Pelatih PSG, Laurent Blanc, pun menyadari betapa pentingnya Ibra di kancah Eropa.
Penyerang asal Swedia itu bisa saja diturunkan pada laga melawan Bordeaux, Jumat (11/9) lalu. Namun, mengingat ia masih butuh istirahat seusai cedera, Blanc memilih untuk mengistirahatkannya.
"Kami memilih untuk mengistirahatkannya, supaya dia bisa tampil maksimal di Liga Champions," ucap Blanc.
Kendati di atas kertas PSG lebih diunggulkan, Blanc enggan untuk menyebut timnya sebagai favorit. Baginya, hasil imbang 2-2 melawan Bordeaux memperlihatkan bahwa timnya masih bisa lengah.
"Kami harus melupakannya, meskipun kami juga harus menganalisis mengapa kami bisa bermain imbang. Yang akan kami hadapi sekarang adalah lawan berbeda, di kompetisi yang berbeda pula. Tapi, kami harus memperlihatkan determinasi yang sama dan lebih disiplin ketika menghadapi Malmo," kata Blanc.
(roz/krs)











































