Madrid terdesak sepanjang babak pertama laga leg kedua babak 16 besar Liga Champions di San Paolo, Rabu (8/3/2017) dinihari WIB. Permainan skuat besutan Zinedine Zidane itu tak berkembang karena Napoli menekan dan menutup jalur-jalur umpan.
Gol Dries Mertens di menit ke-24 turut membuat situasi menjadi rumit untuk Madrid. Gol itu membuat skor secara agregat menjadi 3-2, masih untuk keunggulan mereka. Namun satu gol lain dari Napoli bakal cukup membuat Los Merengues tersingkir karena agresivitas gol tandang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Unggul 2-1 memberikan situasi aman untuk Madrid, sampai akhirnya menegaskan kemenangan menjadi 3-1 di masa injury time lewat Alvaro Morata. Terlepas dari skornya, secara permainan Napoli amat merepotkan.
Bek Madrid Dani Carvajal menyebut di pergantian babak, Zidane menuntut peningkatan intensitas untuk mengatasi pressing Napoli. Hal itu berbuah positif, selain terbantu karena intensitas Napoli yang menurun karena faktor fisik dan pukulan mental lewat gol Ramos.
"Kami jelas terus dibuat sibuk. Napoli menekan kami dengan sangat baik dan kami gagal membaca permainan dengan sedikit lebih baik, dan mencoba untuk menusuk lewat belakang para pemain mereka dengan para pemain cepat kami alih-alih mencoba menembus adangan mereka," kata Carvajal.
"Itu karena mereka benar-benar melukai kami kapanpun kami kehilangan penguasaan. Kami lalu menangkap bagaimana laganya berjalan dan pulang dengan hasil positif."
"Setelah jeda, Zidane memberi tahu kami bahwa kami perlu menunjukkan intensitas lebih, menaikkan segala sesuatunya satu level, dan itulah yang kami lakukan. Di babak kedua setelah gol Ramos, kami menunjukkan siapa diri kami, menguasai bola, dan menusuk di kedua sayap," tambahnya seperti dilansir situs resmi klub. (raw/mfi)