Pemerintah Prancis melarang seluruh ajang olahraga sampai September akibat pandemi virus Corona. Bagaimana nasib Paris Saint-Germain di Liga Champions?
Prancis mengumumkan melarang seluruh kegiatan olahraga sampai bulan September 2020 mendatang pada tanggal 28 April lalu. Pengumuman ini pula yang kemudian diikuti keputusan liga untuk mengakhiri musim.
PSG, yang tengah memimpin klasemen dengan keunggulan 12 poin plus satu laga di tangan, dinyatakan sebagai juara sementara kompetisi dihentikan sepenuhnya. Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah bagaimana nasib dua wakil Prancis di Liga Champions, yakni PSG dan Lyon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab artinya PSG dan Lyon sama-sama tak bisa menggelar partai kandang jika Liga Champions dilanjutkan. Sementara UEFA telah menargetkan kompetisinya itu tuntas di bulan Agustus.
PSG sebelumnya sudah memastikan lolos ke perempatfinal usai menyingkirkan Borussia Dortmund dalam dua leg. Sementara Lyon masih harus melakoni laga tandang ke Juventus, dengan bekal kemenangan 1-0 di kandang.
Presiden UEFA Aleksander Ceferin menyebut bahwa jika memang pemerintah Prancis tak memberikan kelonggaran untuk menggelar laga tanpa penonton, PSG dan Lyon bakal harus bermarkas di negara lain sementara waktu.
"Paris Saint-Germain dan Lyon bakal harus menggelar pertandingan di Prancis. Kalau ini tidak memungkinkan, mereka bakal harus menggelarnya di tempat netral," ungkapnya.
"Kalau Anda tak bisa bermain di negara Anda, maka Anda harus menggelarnya di tempat netral. Saya sih tidak melihat adanya alasan kenapa pemerintah Prancis tidak membiarkan mereka menggelar laga tanpa penonton, tapi ya kita lihat saja."
"Itu di luar kendali saya," kata Ceferin kepada beIN Sports dan dikutip Sky Sports.
(raw/ran)