Jose Mourinho tak terlalu terkejut Bayern Munich tampil begitu impresif di fase gugur Liga Champions. Ada satu hal yang jadi faktor kunci.
Bayern Munich sukses mencapai final di Liga Champions 2019/2020 dan akan menantang Paris Saint-Germain di Estadio da Luz, Senin (24/8/2020) dini hari WIB. Setelah menyapu bersih enam laga fase grup, jawara Liga Jerman itu melanjutkan laju meyakinkannya ke fase gugur.
Robert Lewandowski cs mendepak Chelsea dengan agregat 7-1, lalu menghajar Barcelona 8-2, dilanjutkan dengan menyingkirkan Lyon 3-0. Die Roten pun mencapai final dengan catatan sempurna: 9 kemenangan dari 9 laga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara catatan PSG tak secemerlang itu. Raksasa Prancis itu memenangi lima laga dan sekali imbang di babak grup, lalu sempat kalah dari Borussia Dortmund di leg pertama 16 besar sebelum akhirnya menang agregat 3-2.
PSG kemudian mengatasi perlawanan ketat Atalanta dengan skor 2-1 di perempatfinal dan menghajar RB Leipzig 3-0 di semifinal. Manajer Tottenham Hotspur Jose Mourinho ikut bersuara jelang duel Paris Saint-Germain vs Bayern Munich di final.
Menurut pria Portugal itu, Bayern punya keunggulan fisik karena Liga Jerman jadi kompetisi pertama di Eropa yang bergulir kembali selepas lockdown. Bundesliga seperti diketahui lanjut berjalan pada pertengahan Mei dan sudah selesai di akhir Juni.
Restart dini memberikan Bayern kesempatan untuk segera membangun kebugaran, sementara penuntasan musim yang lebih awal menyediakan waktu untuk pemulihan energi menuju fase akhir Liga Champions. Sejak partai kompetitif terakhir kontra Bayer Leverkusen pada 5 Juli di DFB Pokal, Bayern punya sekitar sebulan untuk istirahat sebelum melawan Chelsea di leg kedua 16 besar Liga Champions.
"Mereka mencetak banyak gol, memainkan sepakbola yang sangat intens, juga karena Bundesliga adalah kompetisi di Eropa pertama yang bergulir kembali setelah lockdown," ungkap Mourinho kepada DAZN dikutip Football Italia.
"Ini penting untuk mempersiapkan diri dengan baik menatap fase akhir di Lisbon," imbuhnya.
Sebagai perbandingan, PSG malah minim sekali laga kompetitif sejak Liga Prancis dihentikan permanen pada medio Maret lalu akibat pandemi. PSG baru bertanding lagi pada pertengahan Juli, itupun sebatas laga persahabatan.
Laga kompetitif baru dirasakan lagi oleh Neymar dkk pada akhir Juli saat melawan Saint Etienne di final Coupe de France, dilanjut lawan Lyon pada awal Agustus di final Coupe de la Ligue. Baru kemudian PSG lanjut tampil di LIga Champions.
(raw/pur)