Meski superior di Inggris, Manchester City-nya Pep Guardiola memble di Liga Champions. Eks pemain Guardiola, Thomas Mueller, menganalisis hasil buruk City.
Guardiola telah mempersembahkan dua titel juara Premier League, satu Piala FA, dan tiga Piala Liga dalam empat musim pertamanya melatih the Citizens. Bahkan City berpotensi mengulang treble domestik di musim ini setelah unggul jauh di klasemen Liga Inggris, maju ke final Piala Liga, dan mencapai semifinal Piala FA.
Namun demikian, kompetisi Eropa bak kutukan buat Guardiola. Laju terjauh City di Liga Champions hanyalah babak delapan besar, yang dicapai empat kali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada musim lalu misalnya, Manchester City kandas di perempatfinal setelah di luar dugaan kalah 1-3 dari tim nonunggulan, Lyon, dalam pertandingan satu leg. Pada musim ini, Kevin de Bruyne vs melaju lebih jauh di kompetisi itu akan diuji oleh Borussia Dortmund.
Mueller sendiri pernah bekerja sama dengan Guardiola ketika melatih Bayern Munich selama tiga musim. Akan tetapi, pelatih Spanyol itu gagal membawa Die Roten menjadi Raja Eropa usai tersingkir di semifinal tiga kali berturut-turut.
Baca juga: Kevin De Bruyne Memburu 5 Trofi di 2021 |
"Sebuah tim dengan Guardiola selalu dalam jalur untuk memenanginya," sebut Mueller kepada the Times, yang dikutip Manchester Evening News. "Tapi masalahnya adalah di fase knockout Anda cuma memiliki dua pertandingan dan banyak hal gila yang bisa terjadi. Hal itu lebih acak ketimbang 38 pertandingan seperti Premier League."
"Dalam dua tahun terakhir, Liverpool memang tampil menakjubkan, tapi sewajarnya sebuah tim yang bagus dengan Guardiola memenangi liga, sudah pasti. Cara dia menyiapkan tim-tim dia, tim dia melawan tim-tim yang lebih kecil, dia itu yang terbaik."
"Tapi ketika dua tim top saling berhadapan, perbedaannya tidak cukup besar untuk menyingkirkan kejadian-kejadian yang unik," Mueller mengatakan tentang Man City di Liga Champions.
Simak juga video 'Melihat Kemampuan Kayky da Silva, Pemain Incaran Man City':