European Super League, Momentum Suporter 'Usir' Pemilik Klub?

European Super League, Momentum Suporter 'Usir' Pemilik Klub?

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Rabu, 21 Apr 2021 12:25 WIB
MANCHESTER, ENGLAND - APRIL 20: A Manchester United fan holds up a football shirt with two plasters covering the club badge outside Old Trafford on April 20, 2021 in Manchester, England. Six English premier league teams have announced they are part of plans for a breakaway European Super League. Arsenal, Manchester United, Manchester City, Liverpool, Chelsea and Tottenham Hotspur will join 12 other European teams in a closed league similar to that of the NFL American Football League. In a statement released last night, the new competition
Seorang penggemar Manchester United melakukan protes di Old Trafford soal European Super League. (Foto: Getty Images/Charlotte Tattersall)
Jakarta -

European Super League mulai runtuh dalam hitungan jam selepas deklarasi. Blunder klub-klub Inggris dinilai bisa jadi momentum untuk suporter mendepak pemilik.

Rontoknya European Super League dimulai dari mundurnya Manchester City. Lalu lima klub Inggris lainnya yakni Chelsea, Manchester United, Liverpool, Arsenal, dan Tottenham Hotspur melakukan langkah serupa.

Padahal enam klub ini posisinya krusial di European Super League karena punya brand dan pemasaran yang sangat kuat secara global. Tanpa mereka, kini hanya tersisa masing-masing tiga klub dari Italia dan Spanyol.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiga klub Italia itu adalah Juventus, AC Milan, dan Inter Milan, sementara tiga dari Spanyol antara lain Barcelona, Real Madrid, dan Atletico Madrid. Kabar terbaru menyatakan bahwa AC Milan dan Inter Milan juga siap mundur.

Mundurnya klub-klub ini dipicu gelombang penolakan besar dari kelompok suporter, pemain dan manajer, plus tekanan masif dari pemerintah dan otoritas sepakbola. Fans mengecam tindakan para pemilik klub yang dinilai rakus dan mata duitan, sehingga menepikan suara suporter.

ADVERTISEMENT

Para pemilik klub pun didesak untuk minta maaf atas kekacauan ini. Tapi di saat yang sama, akan sulit untuk mendapatkan kembali kepercayaan dari suporter.

Mantan bek Liverpool Stephen Warnock bahkan bisa melihat ada peluang suporter memanfaatkan ini untuk mendesak pemilik menjual klub. Di Manchester United misalnya, keluarga Glazer selaku pemilik sudah lama dikritik.

Keluarga Glazer membuat MU menanggung utang pribadi mereka dan dianggap menjadikan klub sebagai sapi perah. Berdirinya FC United of Manchester menjadi sebuah simbol bahwa kedatangan pengusaha asal Amerika Serikat ini ditolak sejak hari pertama.

"Tak akan mengejutkan kalau beberapa klub dijual karena tekanan yang mereka alami. Beberapa pemilik asal Amerika Serikat tidak akan muncul menonton pertandingan untuk waktu yang lama," kata Warnock dikutip BBC.

"Mereka bisa menutup diri dari ini semua semau mereka. Di seberang samudra atlantik, ini bukan persoalan besar buat mereka."

"Tapi sekalinya Anda muncul di Anfield atau Manchester United atau Arsenal, siap-siap saja menghadapi suporter dan mereka punya setiap hak untuk mengancam Anda," sambungnya.




(raw/cas)

Hide Ads