Masih soal performa David De Gea bersama Manchester United dalam kekalahan atas Villarreal di final Liga Europa. Aksinya di bawah mistar gawang dipertanyakan.
Man United gagal mengakhiri musim 2020/2021 dengan trofi, setelah tunduk dari Kapal Selam Kuning. Laga Villarreal Vs MU berimbang 1-1 di waktu normal, sampai akhirnya ditentukan lewat adu penalti. The Red Devils lalu kalah 10-11.
Dalam drama adu tos-tosan itu, David De Gea tak kuasa menyelamatkan gawangnya satu kali pun dari eksekusi ke-11 pemain Villarreal. Saat tiba gilirannya maju jadi algojo, De Gea pun tak kuasa melakukan tugasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
David De Gea sendiri tercatat punya rekam jejak buruk dalam skenario macam itu karena sudah gagal menyelamatkan penalti dalam 36 kejadian beruntun. Tak cuma itu, aksinya lawan Villarreal pun dianggap kurang greget.
"David De Gea seperti tidak ingin berusaha membuat penyelamatan!" kata Hugh Woozencroft, pembawa acara talkSPORT yang juga penggemar Man United.
"Tangan Gero Rulli, kiper Villarreal, paling tidak dua kali kena bola dan semestinya bisa melakukan beberapa penyelamatan. Mungkin aku cuma sakit hati karena menggemari Manchester United, tapi aku sungguh tak habis pikir dengan apa yang aku lihat di sebuah final besar Eropa. Ini harusnya jadi salah satu klub besar dunia, yang bahkan tak semestinya main di Liga Europa."
"Tanpa bermaksud mengecilkan Villarreal, laga itu tidak menarik disaksikan. Dan bahkan itu terbilang masih jadi pujian," tuturnya.
Paul Scholes, legenda Manchester United, dikutip ikut mengomentari performa David De Gea di laga final Liga Europa Villarreal Vs MU. Menurutnya, kiper asal Spanyol itu memang seperti tak berdaya menghadapi eksekusi para pemain lawan.
"Aku harus bilang, sebelum kita membahas catatannya (di adu penalti), David terlihat tidak kuasa membendung satu pun penalti. Mereka (Man United) bahkan sedikit beruntung dengan penaltinya Luke Shaw."
(krs/mrp)