Guardiola dan Kutukan Dukun Afrika

Guardiola dan Kutukan Dukun Afrika

Yanu Arifin - Sepakbola
Senin, 31 Mei 2021 07:20 WIB
PORTO, PORTUGAL - MAY 29: Pep Guardiola, Manager of Manchester City walks past the UEFA Champions League trophy following defeat during the UEFA Champions League Final between Manchester City and Chelsea FC at Estadio do Dragao on May 29, 2021 in Porto, Portugal. (Photo by Pierre-Philippe Marcou - Pool/Getty Images)
Pep Guardiola melewati trofi juara Liga Champions, setelah Manchester City dikalahkan Chelsea di final 0-1, Minggu (30/5/2021) dini hari WIB. (Foto: Pierre-Philippe Marcou - Pool/Getty Images)
Porto -

Pep Guardiola masih belum bisa meraih gelar Liga Champions. Ada anggapan hal itu karena kutukan dukun Afrika masih berlaku.

Guardiola baru saja kembali gagal merebut trofi Liga Champions. Manchester City yang ia latih, ditekuk Chelsea 0-1 di final.

Bertanding di Estadio Do Dragao, Porto, Portugal, Minggu (30/5/2021) dini hari WIB, gol tunggal Kai Havertz memenangkan Chelsea. City gagal meraih trofi Liga Champions pertamanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sorotan tertuju pada Guardiola. Pelatih Spanyol itu masih belum bisa mengangkat trofi Si Kuping Besar lagi, sejak terakhir kali merasakannya di Barcelona pada 2011.

Guardiola tak lagi bisa juara, ketika melatih Bayern Munich hingga kini di City. Padahal, sudah triliunan ia belanjakan pemain-pemain hebat, namun gelar tersebut masih belum bisa diraihnya lagi.

ADVERTISEMENT

Dan kegagalan itu dinilai karena Guardiola dikutuk para dukun Afrika. Ada cerita soal itu, di mana semua berawal dari kecaman Dmitri Seluk kepada Guardiola. Agen Yaya Toure, eks pemain Manchester City itu, kesal karena sang manajer mendepak kliennya di Inggris.

Toure dianggap memang disingkirkan Guardiola dari Manchester City. Alasannya, Guardiola disebut tak senang dengan pemain-pemain Afrika.

Pada 2018, Seluk sampai menyebut sikap Pep Guardiola membuat semua orang Afrika kesal. Pria 50 tahun itu katanya malah sudah dikutuk para dukun Afrika untuk tidak pernah lagi juara Liga Champions.

Usai final di Porto, komentar itu kembali ramai dibahas. Ada yang menilai, kutukan itu masih berlaku untuk Guardiola.

"Dia [Guardiola] mengubah seluruh Afrika jadi menentangnya, banyak penggemar Afrika berpaling dari Manchester City," kata Seluk, dilansir dari The Guardian, tiga tahun lalu.

"Dan saya yakin banyak dukun Afrika di masa depan tidak akan mengizinkan Guardiola memenangkan Liga Champions. Ini akan menjadi kutukan bagi Guardiola Afrika. Hidup akan menunjukkan apakah saya benar atau tidak."

Seluk menilai, sikap Guardiola ke Yaya Toure adalah sebuah kejahatan. Sang pelatih pun diwanti-wanti soal dukun Afrika.

"Fakta bahwa Guardiola mengakhiri karir Yaya di Manchester City bukanlah kesalahan, tapi kejahatan. Tapi bumerang itu akan kembali, Pep," katanya.

"Anda masih akan melihat seperti apa dukun Afrika itu. Ingatlah ini selalu," ujar Seluk.

Toure dan Pep Guardiola sendiri pernah kerja bareng di Barcelona, sebelum kembali bertemu di City. Keduanya sukses menghadirkan dua gelar LaLiga dan satu trofi Liga Champions. Kemudian dua musim di Manchester City, satu gelar Liga Inggris juga bisa didapatkan.

(yna/pur)

Hide Ads