Barcelona tersingkir dari fase grup Liga Champions musim ini usai digasak Bayern Munich 0-3. Pelatih Blaugrana, Xavi Hernandez kembali merasakan derita yang sama seperti 21 tahun silam.
Bermain ke Allianz Arena, Kamis (9/12/2021), Barcelona tak bisa menandingi kekuatan Bayern. Sergio Busquets dkk kalah intensitas, kalah penguasaan bola, hingga kalah jumlah tembakan ke gawang.
Tiga gol dari Thomas Mueller, Leroy Sane, dan Jamal Musiala melengkapi derita Barcelona. Hasil itu membuat Blaugrana terlempar ke Liga Europa karena hanya finis urutan ketiga Grup E dengan 7 poin. Dua tiket ke 16 besar diambil Bayern (18 poin) dan Benfica (8 poin).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil pahit ini bagaikan sejarah yang berulang untuk Xavi. Saat masih menjadi pemain, ia adalah bagian dari tim yang tersingkir di fase grup Liga Champions 2000/01. Usianya kala itu masih belia, 20 tahun.
Berada di Grup H bersama Leeds United, AC Milan, dan Besiktas, Barcelona kala itu juga hanya bisa finis di urutan ketiga dengan 8 poin, di bawah Milan (11 poin) dan Leeds (9 poin) yang berhasil melaju ke fase berikutnya.
Xavi pun mengakui timnya kalah bersaing di Liga Champions. Ia bertekad membawa Barcelona bangkit dan kembali disegani sebagai tim papan atas Eropa.
![]() |
"Inilah kenyataan yang harus kami terima, dan ini membuat saya kesal. Kami harus menghadapinya. Tak ada pilihan lain. Hari ini, era baru telah dimulai," ujar Xavi seusai laga, dikutip Marca.
"Kami memulai dari awal. Target kami adalah Liga Champions, bukan Liga Europa. Kami harus bekerja keras. Saya tak suka kata-kata gagal, saya tak suka karena kami telah berusaha."
"Saya mencintai klub ini dan akan berusaha maksimal memperbaikinya. Saya melihat kenyataan pahit yang pernah saya alami sebagai pemain," jelas eks kapten Barcelona itu.
(adp/mrp)