Tottenham Hotspur tak terima dicoret dari Europa Conference League. Mereka akan mengajukan banding ke CAS atas keputusan UEFA tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, Tottenham dinyatakan kalah walkover (WO) 0-3 dari Rennes dan tersingkir dari Europa Conference League. Hal ini dilakukan UEFA karena Tottenham dan Rennes tidak menemukan kesepakatan soal tanggal baru untuk laga matchday keenam fase grup yang seharusnya digelar 9 Desember.
Laga tersebut ditunda karena merebaknya kasus COVID-19 di dalam skuat Tottenham. Oleh karenanya, Tottenham sempat absen di tiga pertandingan beruntun sebelum akhirnya menghadapi Liverpool akhir pekan kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi, UEFA tidak menerima alasan Tottenham itu karena menurut aturan, klub London Utara itu masih punya 13 pemain plus kiper sehingga wajib bermain. Sayangnya, mereka tidak muncul karena alasan COVID-19.
Tottenham lantas tidak terima dengan keputusa UEFA dan merasa kecewa. Sebab, Tottenham masih berupaya mencari tanggal terbaru agar laga kontra Rennes bisa dihelat.
Oleh karenanya, Tottenham memilih banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) agar hukuman UEFA dianulir dan mereka pun bisa bertanding untuk memperebutkan tiket lolos ke babak playoff.
Sebab, Tottenham dengan keputusan WO ini dipastikan finis posisi ketiga Grup G dan tidak akan lanjut di Eropa musim ini.
"Belum ada yang pasti, tapi ada langkah selanjutnya untuk kami mengajukan banding atau tidak atas keputusan mengejutkan ini," ujar manajer Tottenham Hotspur Antonio Conte di Sport24.
"Kami sangat yakin untuk mengambil langkah selanjutnya dan saya ulangi lagi bahwa kami pantas berjuang mendapatkan tiket di lapangan, bukan di meja pengadilan. Saya tidak terima itu. Kami sangat kecewa dengan keputusan UEFA," sambungnya.
"Ini tidak adil tentunya. Kami harusnya bisa berjuang di lapangan memperebutkan tiket ini, bukan dengan cara seperti ini."
"Saya tidak ingin penjelasan apapun, tapi saya harap ke depannya, untuk langkah selanjutnya, harus ada perubahan berarti karena kami pantas bermain. ini bukan salah kami."
"Semua orang tahu bahwa kita sedang menghadapi masalah besar seperti Covid. Kami gagal bermain bukan gara-gara kesalahan kami, tapi karena banyak pemain positif Covid-19 sehingga pemerintah melarang kami berlatih dan menutup markas tim."
"Semua orang tahu masalahnya kok. Itu artinya mungkin ada orang yang tidak tahu pasti soal masalah kami atau mungkin ada kepentingan pribadi di balik keputusan itu," tutup Conte.