UEFA akan menerapkan aturan pengganti Financial Fair Play (FFP) mulai Juni 2022. Klub-klub di seluruh Eropa punya waktu tiga tahun untuk mengimplementasikan regulasi anyar tersebut.
Dirangkum dari BBC dan Daily Mail, regulasi baru ini dikeluarkan seiring perkembangan zaman dan melihat kondisi ekonomi klub selepas pandemi COVID-19. Aturan FFP dinilai sudah tak relevan, dan diganti oleh Financial Sustainability and Club Licensing Regulations (FSCLR).
Dulu, FFP memperbolehkan klub menghabiskan dana 5 juta Euro lebih banyak dari yang mereka peroleh dalam penilaian selama tiga tahun. Limit itu bisa ditambah menjadi 30 juta Euro jika ditanggung oleh pemilik klub atau pihak terkait.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, jumlah kerugian yang ditoleransi hanya sebesar 30 juta Euro selama tiga tahun. Kini, dengan adanya FSCLR, angka-angka itu berubah menjadi lebih longgar.
Pada musim 2023/24, klub boleh membelanjakan 90 persen dari pendapatan mereka, kemudian jumlah itu turun menjadi 80 persen pada musim 2024/25, dan kemudian menjadi 70 persen saja di musim berikutnya.
Penerapan aturan ini dilakukan secara gradual agar klub-klub bisa beradaptasi. Nantinya, diharapkan bisa tercipta keseimbangan finansial dengan mengontrol pengeluaran yang meliputi gaji, biaya transfer, hingga komisi agen.
Untuk klub-klub yang berada dalam kondisi keuangan yang sehat, merekan akan diizinkan UEFA untuk menghabiskan 9 juta Euro lebih banyak dari batas yang dibolehkan. Jumlah kerugian yang ditoleransi pun meningkat, kini menjadi 60 juta Euro dalam tiga tahun.
Aturan baru ini dinilai akan menguntungkan klub-klub dengan pendapatan yang lebih besar. FSCLR memang diusung untuk menjaga keseimbangan neraca keuangan klub, bukan untuk menipiskan gap antara klub kaya dan klub kecil.
Meski begitu, tetap akan ada ganjaran hukuman bagi klub yang melanggar aturan seperti halnya FFP. Jangkauannya pun beragam, mulai dari denda uang hingga turun kasta kompetisi Eropa (misal dari Liga Champions dijebloskan ke Liga Europa).
"Aturan keuangan pertama yang dikeluarkan UEFA pada 2010 (FFP) sudah memenuhi tujuan utamanya. Aturan tersebut membantu klub-klub Eropa menjauh dari masalah finansial dan merevolusi tata kelola klub sepakbola," ujar Presiden UEFA Aleksander Ceferin di Nyon, Swiss, Kamis (7/4/2022) waktu setempat.
"Namun evolusi industri sepakbola, ditambah krisis finansial akibat pandemi, telah menunjukkan perlunya reformasi menyeluruh dan juga aturan keberlanjutan finansial yang baru."
"Aturan baru ini akan membantu kita semua untuk melindungi sepakbola dan bersiap terhadap kejutan yang mungkin muncul di masa depan, sambil mendorong investasi yang rasional dan membangun masa depan yang berkelanjutan untuk sepakbola," jelas Ceferin.
(adp/rin)