Nicolo Zaniolo mendedikasikan gelar Conference League untuk pihak yang di sisinya saat situasi sulit. Ia bangkit menjadi pahlawan AS Roma usai cedera parah.
Roma berhasil meraih gelar juara UEFA Conference usai mengalahkan Feyenoord 1-0 pada laga final yang berlangsung di Air Albania Stadium, Tirana, Kamis (26/5/2022) dini hari WIB. Nicolo Zaniolo menjadi penentu kemenangan Il Lupi berkat golnya di menit ke-32.
Gelandang 22 tahun ini jelas sangat gembira dengan capaiannya bersama Serigala Ibu Kota. Ia mendedikasikan gelar juara UEFA Conference League untuk keluarganya dan semua orang yang mendukungnya di kala situasi sulit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami memiliki skuad yang kuat, bahkan mungkin kami tidak menyadari betapa kuatnya kami. Saya mendedikasikan gol tersebut untuk ibu, ayah, kakek-nenek, saudara perempuan saya dan semua orang yang mendukung saya selama masa-masa sulit," jelasnya.
Karier Zaniolo di Roma memang tak selalu indah seperti tadi malam di final Conference League. Jalan berliku harus dilaluinya.
Zaniolo merapat ke Olimpico Roma dari Inter Milan pada musim panas 2018 saat usianya masih 18 tahun. Zaniolo dianggap sebagai rekrutan cerdas Roma menilik dari potensi besarnya.
Ia perlahan mulai menjawab ekspektasi tersebut. Namun, kala kariernya mulai merangkak naik cedera parah menderanya. Tak hanya sekali, tapi dua kali Zaniolo harus mengalami cedera ligamen pada 2020.
Cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) pertama Zaniolo dialaminya pada Januari 2020 kala menghadapi Juventus yang menimpa lutut kanannya. Juli, ia bisa sembuh usai operasi, tapi mimpi lebih buruk kembali datang pada September.
![]() |
Kali ini giliran lutut kirinya yang mengalami cedera ACL kala membela timnas Italia melawan Belanda di UEFA Nations League. Fisik dan mental Zaniolo hancur akibat cedera ini. Ia merasa dikutuk dan tak mau bermain bola lagi.
"Kata-kata pertamanya adalah: Saya harus berhenti bermain sepakbola. Saya rasa saya dikutuk," ungkap ibu Zaniolo Francesca Costa soal begitu terguncangnya anaknya akibat cedera ACL keduanya.
Zaniolo merasa kedua kakinya tak lagi sama, tapi Costa berusaha menjaga semangat anaknya agar tetap sama untuk bangkit. Zaniolo menemukan sentuhannya kembali di musim ini setelah sepanjang musim lalu nyaris sama sekali tak bermain akibat pemulihan cedera.
Kebangkitan Zaniolo ditutup manis dengan dirinya menjadi pahlawan Roma. Ia musim ini total mengemas tujuh gol dan sembilan assist dari 41 penampilan.
Baca juga: Berakhir Sudah Puasa Gelar AS Roma |
(pur/cas)