Gelandang Real Madrid, Toni Kroos membela pelatihnya, Carlo Ancelotti yang sering dikritik karena masalah taktik yang dipakai. Dengan segala prestasi yang diraih, hujatan kepada Don Carlo dinilai tak adil oleh pemain asal Jerman itu.
Ancelotti terlihat berdiskusi dengan Kroos dan Marcelo dalam leg kedua semifinal Liga Champions melawan Manchester City, 4 Mei lalu. Ia meminta saran pemain mana yang sebaiknya dimasukkan pada babak tambahan.
Sikap Ancelotti yang meminta opini para pemainnya itu sebetulnya bukan hal baru. Namun ada pandangan bahwa pelatih Italia itu hanya bermodal "man-management" yang bagus saja. Madrid asuhannya pun dinilai terlalu Benzema-sentris.
Kroos pun menyangkal hal tersebut. Ia menilai Ancelotti mendapat perlakuan yang sama seperti Jupp Heynckes, yakni sama-sama kurang dihargai soal kehebatan taktik dan strategi yang diterapkan kepada skuad asuhan mereka.
"Hal ini mengingatkan saya pada Heynckes. Sangat disayangkan Heynckes dan Ancelotti hanya dinilai sebagai manajer yang bisa mengelola tim saja," kata Kroos kepada ZDF, dikutip Daily Mail.
"Mereka (kritikus) tak menilai keduanya dengan adil, seolah mereka (Heynckes dan Ancelotti) tak tahu apa-apa soal taktik."
"Mungkin keduanya sering memakai cara yang tak sulit dalam sepakbola, tapi ide mereka jelas tentang timnya harus bermain seperti apa, baik bertahan ataupun menyerang. Hal-hal ini jarang dibahas ketika membicarakan keduanya," Kroos menambahkan.
Ancelotti telah memenangi lima gelar liga di lima negara berbeda di Eropa, termasuk Liga Spanyol musim ini. Ia juga telah meraih tiga trofi Liga Champions, dua bersama AC Milan dan satu bersama Madrid. Ia bisa menambahnya jika El Real mengalahkan Liverpool di Paris akhir pekan ini.
Sementara Heynckes selama karier manajerialnya meraih empat trofi Bundesliga bersama Bayern Munich serta dua kali menjadi juara Liga Champions, masing-masing bersama Die Roten dan Madrid.
(adp/aff)