Paris Saint-Germain gagal memenuhi ekspektasi setelah disingkirkan Real Madrid di Liga Champions. Presiden PSG Nasser Al-Khelaifi menyebut sebab-sebabnya.
Pada awalnya PSG muncul sebagai salah satu kalau bukan kandidat terkuat juara Liga Champions 2021/2022. Menyusul megainvestasi di musim panas lalu saat mendaratkan beberapa bintang termasuk Sergio Ramos dan Lionel Messi.
Namun, Les Parisiens malah tampil kurang meyakinkan setelah finis runner-up di bawah Manchester City pada fase grup. Kemudian di babak 16 besar PSG di atas angin dengan keunggulan dua gol atas Madrid hingga pertengahan leg kedua.
Karim Benzema lantas menciptakan hat-trick dalam setengah jam terakhir untuk memastikan Madrid berbalik unggul 3-2 secara agregat. PSG pun terdepak dan Al-Khelaifi terlibat dalam momen kontroversial usai diduga menggeruduk ruang ganti lawan usai pertandingan.
Real Madrid pada akhirnya tampil sebagai juara sekaligus mengangkat trofi Liga Champions ke-14. Al-Khelaifi mengakui, Madrid menang pengalaman tapi PSG dinilainya kurang solid.
Baca juga: PSG Tidak Pernah Dekati Zidane |
"Memenangi Liga Champions itu sulit dan kami tidak bisa mengatakan bahwa kami pasti akan memenanginya," kata mantan petenis profesional Qatar itu kepada Marca. "Tapi memang ada sebuah kekurangan yang mengubah seluruh permainan."
"Kami kan mengendalikan seluruh pertandingan sampai 60 atau 70 menit. Sudah jelas pengalaman itu keuntungan, pastinya, dan kami harus kuat secara mental seperti sebuah klub hebat, dengan kepercayaan diri lebih besar karena kami itu sebuah klub hebat, karena hal-hal semacam ini memang bisa terjadi."
"Namun, kami harus lebih solid lagi dan kompak dan itu tidak terjadi melawan Madrid di akhir pertandingan, itulah yang sebenarnya," ujar Al-Khelaifi terkait kegagalan PSG di Liga Champions musim lalu.
(rin/krs)