Juve Mau Bikin Liga Super, tapi Lolos Fase Grup UCL Saja Tak Bisa

ADVERTISEMENT

Juve Mau Bikin Liga Super, tapi Lolos Fase Grup UCL Saja Tak Bisa

Adhi Prasetya - Sepakbola
Rabu, 26 Okt 2022 11:26 WIB
PORTO, PORTUGAL - OCTOBER 25: (L-R) Wojciech Szczesny of Juventus, Weston McKennie of Juventus  during the UEFA Champions League  match between Benfica v Juventus at the Estadio Da Luz on October 25, 2022 in Porto Portugal (Photo by Eric Verhoeven/Soccrates/Getty Images)
Juventus kalah empat kali di fase grup Liga Champions dan sudah dipastikan gagal melaju ke 16 besar. Foto: Getty Images/Soccrates Images
Jakarta -

Juventus merupakan salah satu penggagas European Super League, yang peserta awalnya terdiri dari 12 klub ternama asal Inggris, Italia, dan Spanyol. Ironisnya, Bianconeri justru tak bisa berbicara banyak di Liga Champions musim ini.

Juventus, bersama Barcelona dan Real Madrid, merupakan tiga klub yang masih ngotot untuk menggelar European Super League sebagai pengganti Liga Champions, yang saat ini disebut sudah mulai kehilangan daya tarik.

European Super League dianggap lebih menarik minat penonton karena menyajikan duel antar tim besar di setiap pertandingan, tak seperti Liga Champions yang masih diisi 'duel sesama tim medioker' pada fase grup.

Namun para pionir itu (termasuk Juventus) mendapat tentangan dari banyak penjuru Eropa, yang menilai European Super League hanyalah cara untuk melanggengkan ketimpangan finansial di dunia sepakbola.

Bianconeri, yang sedang mengalami problem finansial, juga dianggap ingin memanfaatkan European Super League sebagai jalan pintas untuk mendapatkan banyak uang untuk kembali bersaing di papan atas.

Hanya saja, 'kesombongan' Juventus yang menilai tinggi diri mereka sendiri sebagai salah satu klub besar Eropa tidak diikuti dengan hasil-hasil bagus di Liga Champions. Hal itu tercermin selama beberapa tahun terakhir.

PARMA, ITALY - AUGUST 24:  Juventus President Andrea Agnelli looks on during the Serie A match between Parma Calcio and Juventus at Stadio Ennio Tardini on August 24, 2019 in Parma, Italy.  (Photo by Alessandro Sabattini/Getty Images)Presiden Juventus, Andrea Agnelli menjadi salah satu yang ingin European Super League digelar. di masa depan. Foto: Getty Images/Alessandro Sabattini

Sejak tiga musim ke belakang, Juventus tak pernah lagi melaju lebih jauh dari 16 besar di Liga Champions. Miris, Bianconeri justru disingkirkan oleh non-unggulan yang mereka nilai bukanlah bagian dari elite Eropa.

Lyon, Porto, dan Villarreal berturut-turut menyingkirkan Juventus di babak perdelapanfinal musim 2019-20, 2020-21, dan 2021-22. Khusus musim ini, mereka tersingkir di fase grup usai kalah dari Paris Saint-Germain, Benfica (dua kali), dan Maccabi Haifa.

Empat kekalahan dalam lima laga fase grup sejauh ini bahkan membuat Juventus menjalani musim terburuk sepanjang keikutsertaan di Liga Champions. Bagaimana mungkin tim semacam itu menilai dirinya pantas bergabung dengan European Super League yang elite itu?



(adp/krs)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT