Football Supporters' Association (FSA) selaku serikat suporter di Inggris dan Wales mengecam rencana menghidupkan kembali ide soal Liga Super Eropa (European Super League). Menurut mereka, apa yang 'sudah mati' tak perlu 'hidup lagi'.
Sewaktu ESL pertama kali diumumkan pada 2021, suporter di Inggris langsung menolak habis-habisan, terlebih usai mengetahui ada enam tim Premier League yang masuk menjadi penggagas, yakni Chelsea, Manchester City, Arsenal, Liverpool, Manchester United, dan Tottenham Hotspur.
Gelombang penolakan yang besar membuat enam tim tersebut memiliih mundur dari ESL, seketika membuat kompetisi itu 'mati', namun tak sepenuhnya mati. Sebab masih ada tiga klub yang terus memperjuangkan ide itu, yakni Juventus, Real Madrid, dan Barcelona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah menghilang hampir dua tahun, gagasan mengenai ESL kembali muncul, kali ini dengan manajemen baru dan juga format baru. Akan ada 60-80 klub yang berpartisipasi, dengan jumlah laga yang lebih banyak dari Liga Champions saat ini.
FSA pun mengecam langkah tersebut. ESL dinilai tak ubahnya zombie yang terus berupaya mengganggu stabilitas sepak bola Eropa saat ini.
"Mayat berjalan bernama European Super League bergerak lagi, dengan kesadaran diri layaknya seperti zombie," ujar CEO FSA, Kevin Miles, dalam pernyataan resmi.
Baca juga: Javier Tebas Kembali Serang PSG dan Man City |
"Ide terbaru mereka adalah memiliki 'kompetisi terbuka', bukan seperti liga eksklusif yang dulu mereka tawarkan dan mendapat protes keras dari suporter. Sudah jelas kompetisi terbuka untuk para klub top Eropa sudah ada, namanya Liga Champions."
"Mereka bilang 'dialog dengan suporter dan kelompok suporter amatlah penting', tapi Liga Zombie Eropa terus saja berjalan, dan terang-terangan mengabaikan protes yang dikeluarkan suporter dari seluruh penjuru Eropa," jelas Miles.