AS Roma kalah memalukan di rumah sendiri dari Lille. Pelatih I Lupi Gian Piero Gasperini tak mau fokus ke hal-hal buruknya saja.
Roma kalah tipis 0-1 saat menjamu Lille di Olimpico, Kamis (2/10/2025) malam WIB, pada Matchday 2 Liga Europa. Gol cepat Hakon Arnar Haraldsson pada menit keenam gagal dibalas tuan rumah.
Sejatinya tuan rumah punya peluang emas untuk setidaknya menyelamatkan satu poin, saat wasit menunjuk titik penalti pada menit ke-81. Penalti itu didapat dari handball Aissa Mandi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penalti pertama yang dieksekusi Artem Dovbyk gagal, tapi wasit meminta tendangan itu diulang karena pemain Lille terlalu cepat masuk kotak penalti. Dovbyk mengambilnya lagi dan gagal lagi, dengan arah tendangan yang sama ke sisi kanan.
Wasit kembali meminta penalti diulang karena pelanggaran yang sama. Dovbyk memberikan bola ke Matias Soule, yang sial buat Roma, gagal juga setelah sepakannya ke kiri juga terbaca oleh kiper Berke Ozer.
"Saya belum pernah mengalami sebelumnya, tiga penalti gagal di situasi yang sama. Kami tertinggal di awal dan itu memberi mereka kondisi-kondisi terbaik," kata Gasperini dikutip Football Italia.
"Roma, terlepas dari sejumlah kesalahan, bermain dengan tekad dan ritme sampai akhir. Mungkin kami tidak tajam dalam memanfaatkan peluang-peluang, tapi dari laga-laga semacam ini Anda pulang dengan sesuatu."
"Tiga penalti gagal itu bisa dibilang unik dan kebetulan. Tapi itu terjadi dan tak diragukan lagi memengaruhi hasil. Tim, dalam hal semangat, sudah memberikan banyak hal," imbuhnya.
Selain kurang tajam dan kreatif untuk menembus pertahanan Lille yang turut dikawal bek timnas Indonesia Calvin Verdonk, Roma juga rentan kesalahan. Gol Lille tak lepas dari kesalahan Kostas Tsimikas yang berujung transisi lawan.
Roma tercatat 12 kali kehilangan bola, berbanding hanya dua punya Lille.
"Tentu kami harus menekan kesalahan-kesalahan. tapi saya harus melihat hal-hal bagusnya juga. Ini kompetisi yang terdiri dari delapan laga, bukan langsung tersingkir, dan tim juga tetap fokus sampai akhir," sahut Gasperini.
"Kami adalah olahragawan. Kesalahan-kesalahan terjadi, tapi tidak ada kata-kata seperti putus asa. Untungnya kami bermain setiap tiga hari, jadi kami beranjak dengan segera."
(raw/adp)