David Moyes mendapatkan cacian dan makian dari seluruh sisi. Bahkan tak sedikit "penggemar" Manchester United yang menghujat dirinya karena dianggap gagal membawa tim ini bermain dengan apik dan terjerembab jatuh di papan tengah. Memang beberapa kali Moyes melakukan kesalahan dengan memilih strategi yang terlalu berhati-hati. Namun yang jarang diperhatikan adalah hasil ditentukan oleh bagaimana para pemain menerjemahkan taktik di lapangan.
Ya, Sir Alex Ferguson bisa memenangi liga dengan santai musim lalu dengan skuat yang sama, sesuatu yang terbantu karena semua klub pesaing United bermain di bawah standar. Tapi saat klub-klub lain menginjak pedal gas dalam-dalam dan masuk ke gigi lima, bagaimana sebenarnya kualitas para pemain United?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PENJAGA GAWANG
David De Gea

Anders Lindegaard
Kiper semenjana yang tak pernah terlihat memiliki kepercayaan diri untuk mengoordinasi lini pertahanan. Lindegaard tak ubahnya seperti Raimond van der Gouw di era 90-an, yang tak mungkin menjadi pilihan pertama jika kiper utama tak bermasalah. Lindegaard mungkin bisa jadi kiper utama di klub lain, tapi tak ada harapan di United.
Ben Amos
Amos selalu dinilai mempunyai potensi, tapi di dalam usia yang muda dan harus bersaing dengan De Gea, entah jika ia akan memenuhi potensinya saat berbaju United. Hanya waktu yang akan menjawab apakah United mengambil keputusan yang tepat saat melepas Ron Robert Zieler, yang sekarang sudah punya 2 caps timnas Jerman bersama Hannover, dan menyimpan Amos.
Penilaian: De Gea adalah salah satu kiper terbaik di Premier League, dan dalam diri Lindegaard dan Amos, United memiliki pelapis yang cukup. Sektor ini tidak akan memusingkan United.
PERTAHANAN
Nemanja Vidic
Vidic adalah salah satu bek tengah terbaik di Premier League dalam 5 tahun terakhir. Pertanyaannya adalah apakah ia masih yang terbaik musim ini? Mulai sering dirundung cedera sejak 2 musim lalu, ia hanya bermain 9 kali dari 21 partai yang sudah dilakoni United musim ini. Ia jelas bukan pemain yang sama seperti di masa jayanya.
Rafael da Silva
Pemain paling berkembang di Premier League musim lalu dan pilihan utama di sektor bek kanan United dalam kondisi fit. Agresivitas Rafael dalam melakukan overlap dan membantu serangan mengingatkan pada Gary Neville, namun atribut defensifnya sering kali luput dari perhatian. Menurut statistik Opta, Rafael melakukan rata-rata 2,4 intersep per pertandingan, terbanyak kedua setelah Phil Jones.
Patrice Evra
Evra kerap kali menjadi achilles heel di sektor pertahanan United akibat lengah menjaga zona. Tak heran nama Leighton Baines selalu disenandungkan setiap bursa transfer tiba. Mungkin usia sudah mengambil saripati terbaik dari Evra dan ia tak lagi pemain yang serupa seperti beberapa musim lalu. Belum diberikannya kontrak baru kepada Evra menyatakan bahwa musim ini bisa menjadi musim terakhirnya di Old Trafford.
Rio Ferdinand

Jonny Evans
Evans diperlakukan tidak adil oleh banyak orang yang masih belum bisa melupakan tragedi pembantaian 6-1 oleh Manchester City di Old Trafford, di mana saat itu dirinya menjadi antagonis utama. Setelah masa-masa yang sulit, Evans telah bertransformasi menjadi pemain bertahan yang bisa diandalkan. Masih sering tampil inkonsisten, tapi duetnya bersama Phil Jones di lini belakang seharusnya lebih sering menjadi pilihan utama David Moyes.
Phil Jones
Kita semua sudah lelah mendengar bagaimana Jones kerap dibandingkan dengan Duncan Edwards saat posisi terbaik dirinya jelas sebagai bek tengah. Dengan versalitas yang ia miliki, di mana ia bisa bermain di semua posisi di belakang dan juga mampu bermain sebagai gelandang bertahan, lebih adil jika mengatakan Jones adalah versi upgrade dari John O'Shea. Jones memiliki jumlah rata-rata tekel dan intersep terbanyak di antara pemain bertahan United meski Samuel Eto'o sukses membuatnya terlihat seperti orang dungu.
Chris Smalling
Smalling baru-baru ini mencuri perhatian karena berpikir memakai kostum Jagerbomb dengan mengawinkan Jagermeister dan Red Bull adalah sesuatu hal yang cerdas. Terlepas dari itu, Smalling adalah seorang pemain yang berguna sebagai squad player dan pelapis saat pemain lain menderita cedera. Saya tak yakin apakah Smalling punya potensi menjadi bek berkelas dunia, tapi ia bukan pemain yang buruk.
Alexander Buttner

Fabio da Silva
Fabio adalah kisah tragis di Manchester United. Ketika datang ke Manchester bersama Rafael, Fabio selalu dianggap yang lebih berbakat di antara keduanya. Tapi kombinasi antara sulitnya menggeser Patrice Evra plus penampilan yang tidak impresif membuat Fabio tak pernah berkembang. Fabio bahkan tak bisa tampil memikat di Queens Park Rangers musim lalu saat dipinjamkan.
Penilaian: United punya 2 pemain yang akan meredup dalam diri Vidic dan Ferdinand, yang sinarnya lebih cepat temaram dibanding rekannya yang berkebangsaan Serbia itu. Selalu dihubungkan dengan Baines dan Fabio Coentrao menegaskan sektor bek kiri adalah titik yang paling dibutuhkan untuk dibenahi United. Duet Jones dan Evans adalah masa depan United. Waktu Fabio nampaknya sudah habis di Old Trafford dan akan hengkang di akhir musim.
LINI TENGAH
Michael Carrick

Antonio Valencia
Seandainya Valencia sadar bahwa kaki kirinya boleh digunakan untuk menendang bola, ia akan menjadi pemain sayap spektakuler. Sayangnya Valencia memiliki tendensi kanan yang lebih ekstrim dari pasukan Falange-nya Franco. Performanya masih jauh di bawah 2 musim lalu ketika ia terpilih menjadi pemain terbaik United. Dirinya kerap diturunkan sebagai fullback kanan darurat, posisi yang sering membuatnya canggung dalam bertahan yang berakibat pada tidak awas ruang saat bertahan dari umpan silang dan set-piece.
Tom Cleverley
Kecuali memainkan skema dengan 3 gelandang tengah, seharusnya tidak ada alasan bagi David Moyes untuk terus memainkan Cleverley yang kesulitan untuk membuat pengaruh di lini tengah United. Permainannya tidak sekeren brand TC23 yang ia gunakan sebagai merk dagang. Terhitung dari awal musim lalu, Cleverley telah bermain sebanyak 46 kali bagi United dan hanya menghasilkan 3 gol dan 3 assist. Ini stasistik yang memprihatinkan dan sering kali penonton lupa bahwa Cleverley ada di lapangan. Mungkin mengharapkan Cleverley menjadi kreator serangan adalah sesuatu yang salah karena justru ia tercatat sebagai gelandang tengah United dengan jumlah tekel sukses terbanyak (29).
Nani
Saat Nani pertama kali datang ke United tahun 2007, seketika ia langsung dicap sebagai tiruan yang hampir sempurna dari Cristiano Ronaldo. Cepat, memiliki tendangan keras, dan punya segudang trik mengolah bola dalam sakunya. Tapi ia tak pernah benar-benar memenuhi potensinya tersebut. Fakta bahwa ia telah memenangi 11 gelar bersama United mengaburkan fakta bahwa kita belum melihat yang terbaik dari Nani yang selalu sulit berkembang dalam skema 4-4-2. Dalam skema ini, keengganan Nani melakukan trackback defensif sangat terasa plus sedikit ruang baginya untuk melakukan manuver cut inside yang ia gemari.
Ryan Giggs

Ashley Young
Semakin sedikit yang dikatakan mengenai Ashley Young, itu semakin bagus.
Shinji Kagawa
Semua orang tahu bahwa posisi terbaik pemain Jepang ini adalah bermain di belakang striker, sesuatu yang sayangnya dulu jarang diberikan oleh Sir Alex Ferguson dan sekarang, David Moyes. Daya kreasi dan kemampuannya sebagai playmaker jarang terlihat jika ia ditempatkan di sisi kiri. Kagawa sering kali terlihat tidak nyaman dengan permainan fisik di Premier League dan lebih sering diturunkan di Eropa. Tak heran, tersia-siakannya Kagawa di Manchester United membuat Jurgen Klopp di Dortmund patah hati.
Anderson
Tampaknya waktu Anderson di Old Trafford juga sudah habis dan masa pinjamannya di Fiorentina adalah langkah pertama untuk angkat kaki sepenuhnya. Ia menjalani musim debutnya di United dengan gemilang, termasuk memenangi duel melawan Cesc Fabregas. Tapi hanya penurunan yang terjadi di musim-musim sesudahnya. Tentu saja ada faktor bahwa sebagai gelandang serang natural, di United ia diubah menjadi seorang gelandang tengah yang cenderung bertahan. Hasilnya luar biasa buru. Ia diharapkan menjadi box-to-box kelas dunia, tapi tampaknya satu-satunya box yang ia gemari hanya box kue.
Marouane Fellaini

Darren Fletcher
Fakta bahwa seorang pemain yang baru saja sembuh dari ulcerative colitis bisa langsung masuk ke starting line-up United menunjukkan betapa rapuhnya lini tengah United. Fletcher memberi kekuatan pertahanan di lini tengah United yang selama ini hilang. Entah apa Fletcher bisa kembali ke performa terbaiknya seperti sebelum cedera. Tapi sampai sejauh ini, duet Fletcher bersama Carrick di lini tengah seharusnya menjadi pilihan utama Moyes sebelum ada pemain baru yang datang.
Wilfried Zaha
Didaulat sebagai bakat muda paling menjanjikan dalam sepakbola Inggris, Zaha mendapati bahwa waktu bermainnya di United sejauh ini sangat terbatas. Kita tidak tahu apa yang terjadi dalam sesi latihan, tapi keengganan Moyes untuk menurunkan Zaha di lapangan membuat banyak orang curiga bahwa gosip Zaha punya hubungan istimewa dengan anak Moyes bukan isapan jempol belaka.
Adnan Januzaj

Penilaian: Ini adalah sektor terlemah dari United yang jelas membutuhkan suntikan energi baru secepatnya. Carrick adalah satu-satunya gelandang yang tampil konsisten sementara selalu mengharapkan bocah seperti Januzaj menjadi juruselamat bukanlah tindakan yang bijak. Sisanya hanyalah kumpulan pemain yang performanya hit-and-miss. United butuh minimal 2 pemain baru di sektor ini dengan gelandang tengah menjadi sebuah kebutuhan yang mendesak.
PENYERANG
Wayne Rooney
Entah apa jadinya United jika Rooney jadi hengkang ke Chelsea sebelum musim ini dimulai. Musim ini Rooney memuncaki tabel para pemain top United dengan 9 gol dan 9 assist. Kala Robin van Persie lebih banyak dilanda cedera, Rooney memikul United di pundaknya meski kadang dirinya tak mampu seorang diri mengatrol permainan United. Rooney adalah seorang all-round player yang kontribusinya merata di semua sektor termasuk dalam pertahanan. Ia dikabarkan akan absen selama 3 pekan ke depan yang jelas akan memukul United.
Robin van Persie
Van Persie hanya bermain dalam setengah dari total pertandingan yang sudah dilakoni United sejauh ini di Premier League. Ini membangkitkan lagi persepsi bahwa Van Persie memiliki kaki kaca dan rentan cedera seperti saat ia di Arsenal dulu. Tujuh gol sudah ia ciptakan di liga musim ini dan jelas United kehilangan seorang striker yang bisa menciptakan something out of nowhere. Jika dalam kondisi fit, duetnya bersama Rooney adalah salah satu yang paling mengerikan di Premier League. Tapi menilik usianya, waktu Van Persie di puncak performa mungkin tak akan lama lagi.
Danny Welbeck

Kesuburan Welbeck sangat membantu United kala Rooney dan Van Persie cedera. Ia adalah topskoerr kedua United di liga dengan 8 gol dan bersinar terang kala Moyes memainkannya jauh di depan sebagai seorang ujung tombak. Sebagai perbandingan, Alvaro Negredo (Manchester City) membutuhkan 19 pertandingan untuk menciptakan jumlah gol yang sama. Olivier Giroud juga serupa dari 18 pertandingan. Welbeck mencapai jumlah gol tersebut dari 15 laga saja.
Javier Hernandez
Chicharito telah mencetak 5 gol musim ini, 4 di antaranya saat ia bermain sebagai starter, namun hanya 1 gol yang ia ciptakan di liga. Chicharito berada di urutan buncit dalam skala prioritas striker United dikarenakan kemampuannya yang tergolong paling terbatas dibanding penyerang lain. Sebagai seorang poacher, kemampuannya untuk link-up play dan trackback minim, namun punya pengaruh yang besar jika dimasukkan sebagai pemain pengganti.
Penilaian: Lini depan seharusnya menjadi lini terkuat United jika kedua bomber utama mereka tidak cedera. Welbeck telah meningkatkan kontribusi golnya dan jika ia bisa konsisten, ia bisa menjadi striker dengan atribut paling lengkap yang dimiliki United.
SUMMARY
United punya beberapa pemain berkaliber top, namun secara keseluruhan harus diakui skuat United lebih inferior dibanding kandidat 4 besar lainnya. Bandingkanlah lini tengah United dengan lini tengah Manchester City dan Chelsea, maka ketimpangan akan terlihat nyata. Secara hipotetis, berapa banyak pemain United yang akan masuk ke starting line-up Man City atau Chelsea? Selain Rooney dan Van Persie, hanya De Gea yang berkualitas papan atas. Sisanya adalah pemain-pemain yang akan kesulitan bersaing mendapatkan tempat di Etihad atau Stamford Bridge.
Jangan menghakimi Moyes terlalu cepat. Skuat ini masih skuatnya Ferguson, bukan skuat Moyes. Moyes tidak punya aura kebesaran Ferguson yang bisa membuat pemain-pemain yang biasa saja untuk bermain melebihi kemampuan mereka. Ed Woodward harus berhenti mendapatkan kontrak sponsor komersial dan mulai mendatangkan pemain sungguhan. United harus tahu bahwa mereka butuh gelandang baru, bukan kontrak-kontrak keripik dan mi instan yang selama ini mereka dapatkan.
Tapi ini tentu saja tak menutupi fakta betapa mengagumkan Sir Alex Ferguson bisa memenangkan liga musim lalu dengan selisih 11 poin dengan skuatd yang sama (minus Januzaj).
====
* Penulis adalah satiris dan presenter olahraga. Bisa dihubungi melalui akun twitter @pangeransiahaan
(a2s/krs)