Dari maket alih fungsi stadion tenis GBK, bisa dilihat nantinya hanya akan tersisa tennis indoor dan centre court. 12 lapangan tanah liat dan delapan lapangan dengan permukaan keras yang kini ada akan tergusur dan diganti dengan stadion bisbol.
[Baca Juga: Pernah Sepakat Alih Fungsi Menjadi Stadion Bisbol, Kini Pelti Gugat Dirut PPK GBK]
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deputi IV bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto, mengakui hanya mendapatkan informasi tentang pemanfaatkan lapangan tenis itu PPK GBK.
[Baca Juga: Alih Fungsi Stadion Tenis, Kemenpora Bersikukuh Sudah Libatkan Pelti]
Gatot mengakui PP Pelti yang diwakili Wakil Sekjen PP Pelti Goenawan Tedjo dalam rapat 5 April itu mengaku kecewa dengan maket yang disodorkan oleh Kemenpora dan PPK GBK. Sebab, kompleks lapangan tenis cuma menyisakan centre court dan tennis indoor. Tapi konyolnya, Goenawan menandatangani kesepakatan alih fungsi itu bersama Direktur Utama PPK GBK Winarto, Gatot, Kasubdit Bangunan Gedung Direktorat BPB Ditjen Cipta Karya, Jonny Zainuri Echsan, Wakil Ketua Umum KONI K. Inugroho, perwakilan KOI Anjas Rivai, perwakilan PB Perbasasi Nicko P., dan Satgas Infrastruktur Asian games 2018 Sentot Harsono.
"Jadi waktu rapat dengan GBK, mereka melaporkan frekuesi lapangan yang dirombak ini penggunaan memang tidak tinggi sekali, karena itu kami lakukan efisiensi," kata Gatot dalam obrolan dengan detikSport, Rabu (19/10/2016).
"Lagi pula masih ada venue utama juga, malah saat ini tengah diperbaiki dengan kualitas dunia. Kemudian lapangan di Hotel Sultan juga masih ada. Tapi sekali lagi itu hak mereka (PP Pelti untuk menggugat), kami hormatilah. Kami harus menanggapi secara proper," jelas dia.
GBK sendiri sejatinya mempunyai stadion bisbol yang ada di sisi Jl. Gatot Soebroto. Namun, stadion itu akan digusur karena ternyata pembangunannya ada di kawasan hijau.
(mcy/fem)