Sudah memberi banyak prestasi buat Indonesia di cabang karate, Umar Syarief berharap bisa terus berkontribusi buat negaranya. Dia ingin menjadi pelatih untuk tim yang dipersiapkan ke Asian Games.
"Saya belum tahu βinfonya (diusulkan jadi atlet Asian Games). Tapi kalau bisa saya inginnya jadi pelatih," kata Umar lewat pesan singkatnya dengan detiksport, Rabu (26/2/2014)β.
βBukan tanpa alasan jika Umar memilih menjadi pelatih ketimbang atlet. Selain karena sudah menyatakan niat untuk pensiun, Umar ingin membagi ilmu dan pengalamannya dengan atlet yang tengah bersiap terjun di Asian Games 2014.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"βSaya inginnya jadi pelatih supaya bisa bantu mereka dalam persiapan. Tapi saya bisanya di sini (Swiss)," sebutnya.
Alasannya, βselain karena dirinya memiliki klub karate di negara tersebut, peraih emas SEA Games 2013 ini menganggap Swiss lebih mumpuni dari segi program latihan dan jam terbang.
"Persiapan inginnya di sini (Swiss), karena saya tidak bisa seperti dulu lagi yang sering meninggalkan keluarga berbulan-bulan untuk stay di Indonesia. Saya punya center, dan keluarga saya melatih fitness, karate, zumba, Taebo, dan maxtreme fit, jadi tidak bisa," jelasnya.
Selain itu Umar menilai latihan di Swiss akan membuat atlet memiliki jam terbang lebih tinggi karena ada banyak kompetisi di Eropa. Dengan banyak menjalani latih tanding, skill dan mental pemain disebutnya akan jauh lebih baik.β
Dampak positif berlatih di luar negeri sudah dirasakan sendiri oleh Umar selagi dia masih aktif menjadi atlet. Perbedaan besar lain yang didapat jika berlatih di Eropa adalah terkait pola pikir atlet Indonesia.
Menurutnya, selama ini atlet-atlet Indonesia yang sudah masuk dalam tim nasional dan menerima gaji sudah akan merasa senang. Kondisi yang berbeda pada atlet luar yang memiliki tanggung jawab pribadi masing-masing.
"Kaβlau dirinya merasa kurang mereka pasti selalu menambah porsi latihan atau cari sparing yang bagus. Kalau kita beda, harus disuruh bukan dari dirinya sendiri Itu kendala atlet kita. Mereka juga sudah bangga masuk pelatnas dan dapet gajiβ. Pola pikir ini yang harus diubah," jelasnya.
Meski berharap bisa jadi pelatih, dia tak menolak jika kembali diminta turun sebagai atlet di Asian Games. "Karena pengorbanan saya adalah bagian dari ibadah," ujarnya.
(mcy/din)











































