Bulutangkis terbiasa menjadi tumpuan dalam ajang multicabang internasional. Tuntutan menyumbangkan dua emas pada Asian Games XVII/2014 dianggap realistis, meski ada kerikil saat persiapan.
Empat tahun lalu, bulutangkis hanya menyumbangkan satu medali emas dan tiga perunggu di Asian Games ke-16 di Guangzhou. Emas itu disumbangkan Markis Kido/Hendra Setiawan dari nomor ganda putra.
Dalam ajang serupa di Incheon, Korea Selatan yang bergulir 19 September sampai 4 Oktober bulutangkis kembali jadi tumpuan. Kali ini tak hanya satu emas yang dibebankan, tapi dua emas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi, Tontowi dan Ahsan malah cedera menjelang keberangkatan ke Kejuaraan Dunia 2014 di Kopenhagen, Denmark yang bergulir sejak 25 Agustus. Dua ganda itu pun diputuskan mundur dari Kejuaraan Dunia. Simon tumbang karena demam berdarah. Pemulihan menjadi prioritas.
Kepala Sub Bidang PBSI Ricky Soebagdja mengatakan proses pemulihan sesuai rencana. Dia tetap yakin dua ganda itu bisa berada dalam kondisi terbaik di Incheon nanti.
βCedera Tontowi sudah cukup lama, pemulihan oke, jadi porsi latihannya juga sudah masuk tahap normal, sudah tidak ada masalah. Kini tinggal tugas Butet (Liliyana, Red) untuk terus meyakinkan Owi,β kata Ricky kepada detikSport.
βBegitu juga dengan Ahsan, kondisinya mulai menunjukkan peningkatan meski belum 100 persen. Terkait kondisi Simon, sejauh ini belum pulih 100 persen. Tapi dia kami pantau terus. Intinya, kita berharap yang baiklah. Karena waktu yang tersisa kan juga tidak lama lagi. Jadi terus bersiaplah,β jelas eks pemain ganda putra nasional itu.
Lagipula, Asian Games memang sudah menjadi salah satu dari tiga ajang prioritas PBSI tahun ini. Di All England PBSI sukses memenuhi target dua emas, Piala Thomas dan Uber gagal total. Kejuaraan Dunia sedang berlangsung dan yang terakhir pada Asian Games itu.
Selain kondisi para pemain yang bertubi-tubi masuk ruang perawatan, ada sedikit pesimisme yang mewarnai persiapan tim. Menilik perjalanan bulutangkis di Asian Games belakangan, Indonesia tampaknya kian sulit mendapatkan emas lebih dari. Pada tiga gelaran Asian Games terakhir, Indonesia hanya bisa membawa satu medali emas.
Dua emas sudah terlalu lama tak didapatkan, terakhir pada 1998 di Bangkok, Thailand. Kala itu, emas disumbangkan oleh ganda putra Rexy Mainaky dan Ricky serta dari beregu putra.
βBerkaca pada pengalaman saya, seorang atlet tak akan menganggap itu sebagai satu beban, sebab masing-masing atlet pasti mempunyai target menjadi juara. Di samping PBSI juga memang sudah menargetkannya juga,β tutur pemilik emas Olimpiade 1996 itu.
βNah, khusus Asian Games ini juga menjadi salah satu target PBSI yang minimal harus dapat gelar juara. Makanya sebenarnya sudah biasalah bulutangkis seperti itu (jadi andalan),β kata Ricky.
(mcy/fem)











































