Maret lalu, Sean telah melakoni dua tes pramusim guna mempersiapkan diri menyambut musim balap 2016. Hasil yang diraih kurang menggembirakan karena dia menempati posisi 23 dalam sesi yang dilangsungkan di Sirkuit Catalunya. Catatan waktunya satu menit 29,755 detik. Sementara rekan setimnya, Mitch Evans, ada di posisi tujuh dengan catatan waktu satu menit 28,022 detik.
Beralih ke tes pramusim di Jerez, Sean juga masih kesulitan. Di hari ketiga yang dihelat pada 31 Maret lalu, dia menempati posisi 20 dengan catatan waktu satu menit 26,053 detik. Sedangkan Evans ada di posisi 12 dengan catatan waktu satu menit 25,072 detik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sean menganggap strategi penggunaan ban sangat penting, di samping strategi pebalapnya sendiri. Sedangkan dari segi mesin mobil di GP2 sama.
"Jadi adaptasi ban ini memang krusial, bahkan tim Red Bull di F1 pun menghabiskan jutaan Euro untuk meneliti karakteristik pemakaian ban Pirelli," terang Sean.
"Balapan GP2 musim ini akan sangat ketat karena pesaingnya adalah pebalap hebat. Bukan hanya yang sudah lama di GP2, tapi juga yang berstatus Rookie," kata pemilik nama lengkap Muhammad Sean Ricardo Gelael ini.
Tak hanya Sean, pebalap berdarah Indonesia Philo Paz Armand juga mengungkapkan hal senada. Dia mengatakan kalau ban punya pengaruh 80 persennya pada jalannya race. "Jadi pebalap yang sudah mengerti luar dalam bannya itu pasti paling depan," kata Philo.
Namun, pria kelahiran 1996 ini tak patah semangat. Ia merasa cukup oke untuk mengarungi balapannya tahun ini, meski hanya berstatus debutan.
"Untuk saat ini (pemahaman soal ban) cukup oke. Cuma masih banyak yang harus dipelajari dibandingkan dengan pebalap yang sudah dua tahun di GP2 bedanya cukup jauh. Ibaratnya, Rio Haryanto saja untuk capai GP2, dia juga tidak langsung di atas. Perlu empat musim dan empat kali ganti tim. Mungkin saat di musim keempat itu dia sudah tahu ban dan mobil serta menemukan tim yang benar-benar pas," tukasnya. (mcy/din)











































