Yayuk Basuki: Kalau Benar Gusur, Pemerintah Harus Carikan Stadion Tenis Baru

Yayuk Basuki: Kalau Benar Gusur, Pemerintah Harus Carikan Stadion Tenis Baru

Mercy Raya - Sport
Rabu, 19 Okt 2016 12:47 WIB
Foto: detikSport/Agung Pambudhy
Jakarta - Mantan petenis nasional, Yayuk Basuki, meminta agar pemerintah juga memikirkan stadion baru jika benar-benar menggusur kompleks tenis Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.

Kompleks lapangan tenis GBK akan dialihfungsikan menjadi stadion bisbol. Rencana itu muncul seiring dengan akan dirombaknya lapangan bisbol karena masuk kawasan hijau. Padahal, stadion bisbol dibutuhkan untuk menggelar pertandingan pada Asian Games 2018 nanti.

Adapun tenis akan dihelat di kompelks tenis Palembang yang menjadi co-host Jakarta pada Asian Games 2018. Dalam perjalanannya, penggusuran 12 lapangan tanah liat dan delapan lapangan dengan permukaan keras GBK itu menuai pro dan kontra. Sebab, jika hanya menyisakan center court dan tennis indoor, GBK tak akan bisa menggelar ajang internasional lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Baca Juga: Hanya Sisakan Center Court, Kompleks Tenis GBK Cuma Akan Jadi 'Museum']

Namun, nasi sudah menjadi bubur. Kemenpora, PPK GBK, KOI, KONI, PP Pelti, PB Perbasasi, dan perwakilan Asian Games serta Direktorat Bina Penataan Bangunan telah teken kesepakatan penggusuran itu. Lelang juga telah dibuka dengan nama lelang pembangunan stadion bisbol.

Kalau memang keputusan itu tak bisa diubah, Yayuk meminta agar pemerintah juga memikirkan solusi stadion tenis baru. Itu agar ada gelaran turnamen internasional yang bisa mampir di Jakarta.

"Jadi kalau memang Senayan dihapus, ya paling tidak, pemerintah harus memikirkan gantinya di tempat lain. Jangan cuma menuntut prestasi saja. Bagaimana mau berprestasi kalau lahannya saja di hapus semua," kata Yayuk dalam obrolan dengan detikSport, Rabu (19/10/2016).

"Dulu, tenis selalu menjadi salah satu pendulang emas Asian Games. Bukan SEA Games lho, tapi Asian Games. Bahkan tahun 1986 pernah sumbang satu-satunya emas buat Indonesia yaitu dari saya dan Suzanna di nomor ganda putri.

"Dulu tenis berjaya karena para pejabat negara ini peduli dan cinta sama olah raga tersebut, sekarang tidak ada yang peduli, bagaimana mau berprestasi?" tukas Yayuk.

(mcy/fem)

Hide Ads