Kantor PP Pelti di salah area di tennis indoor kompleks lapangan tenis GBK bersatus sewa. Bahkan, Pelti lebih sering menyewa kompleks lapangan tenis di luar GBK jika menggelar turnamen internasional. Mereka bilang uang sewa lapangan tenis kompleks GBK mahal. Sebagai gambaran Men's Future digelar di Hotel Sultan, Senayan dan Rasuna Said Kuningan dan Women's Circuit di Rasuna Said, Kuningan.
Namun, mereka justru paling ngotot agar pemerintah tak hanya menyisakan center court dan tennis indoor serta menggusur 20 lapangan outdoor. Saat ini kompleks lapangan tenis GBK yang memiliki satu lapangan tenis indoor, dua lapangan utama (center court) dan didukung 18 lapangan luar ruang (outdoor) yang terdiri dari 12 claycourt (gravel) serta enam hardcourt.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
[Baca Juga: Hanya Sisakan Center Court, Kompleks Tenis GBK Cuma Akan Jadi 'Museum']
Dengan perubahan drastis itu, kompleks tenis GBK dipastikan kehilangan fungsinya sebagai stadion tenis. Maka, kompleks tenis GBK itu tak akan bisa dijadikan venue penyelenggaraan turnamen tenis nasional dan internasional sesuai dengan standar Internasional Tennis Federation (ITF). Misalnya, ajang Piala Davis dan turnamen ITF Pro Circuit Mens Future serta Women Challenger.
[Baca Juga: Pernah Sepakat Alih Fungsi Menjadi Stadion Bisbol, Kini Pelti Gugat Dirut PPK GBK]
Dalam rilis PP Pelti beberapa waktu lalu, mereka menyebut ada perbedaan maket dengan hasil pertemuan-pertemuan yang membahas venue cabang olahraga di GBK yang diikuti unsur Kemenpora, KemenPUPR, Satgas Infrastruktur AG XVIII/2018, KONI Pusat, KOI, induk organisasi cabang olahraga dan PPK GBK. Makanya, Pelti bersedia turut menandatangi kesepakatan renovasi stadion tenis GBK.
Sepengetahuan PP Pelti, stadion tenis centre court yang kini memiliki dua lapangan akan diubah menjadi satu lapangan dengan beberapa renovasi ruangan-ruangan, termasuk tribun penonton. Selain itu dijanjikan tetap mempertahankan 12 lapangan outdoor plexypave dan enam lapangan diubah semi indoor.
(fem/rin)