Ribut-Ribut Pembubaran Satlak Prima Tak Pengaruhi Perhitungan Anggaran 2018

Ribut-Ribut Pembubaran Satlak Prima Tak Pengaruhi Perhitungan Anggaran 2018

Mercy Raya - Sport
Senin, 09 Okt 2017 20:24 WIB
Foto: Sigid Kurniawan/Antara Foto
Jakarta - Wacana pembubaran Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) tak mempengaruhi rencana sang ketua, Achmad Soetjipto, untuk menyusun anggaran 2018. Dia bersikukuh untuk tak mengubahnya.

Rencana pembubaran Satlak Prima kembali mengemuka belakangan ini setelah Wapres Jusuf Kalla menyebut pemotongan birokrasi olahraga menuju Asian Games saat hitung mundur Asian Para Games 2018 Jumat (6/10/2017). Situasi makin tak jelas setelah Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi tidak tegas dengan masa depan Satlak Prima. Dia minta agar Satlak Prima tetap menjalankan tugas sesuai kepres, tapi juga membuka peluang untuk membubarkan.

[Baca Juga: Gaduh Satlak Prima Dibubarkan, Ini Komentar Menpora Imam Nahrawi]

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soetjipto, yang telah berkomunikasi dengan Menpora Imam, pasrah dengan skenario Menpora Imam. Saat ini, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) itu tetap menyusun program uji coba, training camp, akomodasi serta kebutuhan lainnya untuk sisa anggaran 2017 sebesar Rp 100 miliar. Satlak Prima juga tak mengubah Rencana Kerja & Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKAKL) untuk anggaran pelatnas Asian Games 2018 sebesar Rp 735, 06 miliar.

"Ini sedang kami susun karena akhir Oktober harus sudah final dan dibawa ke DPR," kata Tjipto di Kantor PP ITKON, Senayan, pada Senin (9/10/2017).

Hanya saja, dia menjelaskan, jumlah anggaran itu belum diputuskan apakah dengan jumlah atlet yang sama 271 atlet dari 23 cabang, atau bisa saja bertambah. Sebab, Asian Games 2018 menyuguhkan 40 cabang dari 462 nomor pertandingan.

"Apakah semuanya harus diakomodir karena kita tuan rumah. Ini pesta akbar masa mereka tak mau terlibat. Pun walau begitu tentu treatment-nya yang harus diubah supaya mereka bermain dengan memberi perlawanan yang bagus.

"Oke tidak dapat medali tidak apa-apa, tetapi memiliki daya lawan yang bagus bukan pecundang. Sehingga, anak-anak saat bertanding merasa saya sudah melawan habis, saya memang kalah kelas. Pun jika dilanjutkan 271 atlet ditambah hasil pengamatan 3 bulan ini terhadap cabor yang punya potensi dan medali," ujar dia kemudian.


(mcy/fem)

Hide Ads