Dari seorang penggembala kambing milik keluarga, Eko menjadi lifter terbaik Indonesia. Orang tuanya berasal dari ekonomi kurang mampu di Kota Metro, Lampung.
Bukan dijuruskan untuk berlatih di sebuah sasana, Eko awalnya hanya iseng menonton orang-orang berlatih angkat besi. dia pun diajak untuk bergabung.
Bakat Eko untuk menjadi lifter tercium oleh Yon Haryono. Dia bekas lifter nasional didikan Padepokan Angkat Besi Gajah Lampung, alumni SMP dan SMA Ragunan, dan kemudian mendirikan sasana di Desa Teja Agung, Metro, Lampung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam prosesnya Eko ditangani Lukman, pelatih dari Kalimantan Selatan. bersama beberapa lifter muda dari Lampung mereka diasah di Bogor.
[Baca Juga: Yang Terbaik dari Eko Yuli]
Jalan ke pelatans terbuka. Eko kemudian dinobatkan sebagai juara dunia junior 2007 di kelas 56 kg.
Oleh PB PABBSI, Eko dipercaya turun di SEA Games tahun yang sama. Eko menjawab kepercayaan itu dengan mempersembahkan emas.
"Dari SEA Games 2007 itulah saya yakin akan menjadi lifter," ujar Eko yang kini berusia 28 tahun.
[Baca Juga: Eko Yuli dan Pertarungan-pertarungan Sunyi]
"Dari bonus SEA Games 2007 itu, Rp 200 juta, ekonomi keluarga membaik. Tadinya belum bisa beli apa-apa bisa beli rumah, beli tanah. Tadinya numpang di atas tanah orang, kini bisa punya sendiri. Setidaknya pengorbanan sudah terbayar," Eko mengenang masa-masa sulit keluarganya.
Sejak itu, Eko makin giat berlatih. Keyakinannya untuk tampil di olimpiade makin kuat. Dia ingin membahagiakan kedua orang tuanya. Kini, Eko bahkan sudah tercatat sebagai tumpuan Indonesia di kelas spesialisnya, 62 kg.
(fem/mrp)