Perubahan itu muncul saat rapat koordinasi tingkat menteri tentang persiapan Asian Games dan Asian Para Games di Kantor Kementerian PMK, Jakarta, Kamis (5/4/2018).
Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) Erick Thohir menyampaikan alasan perubahan. Selain karena ada permintaan dari delegasi teknis rugby seven, pemindahan venue juga dinilai lebih praktis, daripada harus digelar di Cikarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perubahan ini diyakini Erick tak akan memakan waktu banyak. Sebab, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tinggal menambah kapasitas lampu menjadi 1.500 lux, sedangkan tribune penonton sementara akan disiapkan oleh INASGOC.
"Jadi tidak perlu ada renovasi (besar-besaran) dan alhamdullilah KemenPUPR bersedia untuk menyediakan lampu," tutur Erick yang juga Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) ini.
Terpisah, Ketua Umum Persatuan Rugby Union Indonesia (PRUI) Didik Mukrianto mengatakan sejak awal pihaknya telah meminta agar penyelenggaraan rugbi digelar di Senayan. Hanya saat itu memang terbentur dengan kualitas yang belum standar internasional.
Untuk itu, meski akan dikembalikan di GBK dia berharap fasilitas pendukung seperti ruang kesehatan, pengecekan doping, ruang ganti atlet, ruang wasit, dan tribune penonton bisa terpenuhi.
"Seperti tibune penonton minimal menampung 5 ribu orang karena rugbi ini termasuk olahraga yang digemari oleh beberapa negara peserta seperti Singapura, Jepang, dan Filipina. Sampai saat ini kelengkapan fasilitas itu belum terpenuhi," ujar Didik, yang sembari berharap renovasi bisa dilakukan secepatnya demi kesuksesan Asian Games. (mcy/rin)