Acara Musornaslub digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, pada Selasa (24/4/2018). Satu-satunya agenda di kegiatan tersebut adalah memilih tuan rumah untuk PON 2024. Alasannya dilakukan lebih cepat agar daerah yang ditetapkan bisa mempersiapkan diri lebih awal.
"Kenapa kami lakukan pemilihan enam tahun sebelumnya karena pembangunan infrastruktur butuh waktu panjang. Jadi daerah yang terpilih bisa lebih awal mempersiapkannya," kata Wakil Ketua KONI Pusat K. Inugroho.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Proses pemilihan tuan rumah sudah sesuai dengan mekanisme PON sehingga keputusan di sini sudah secara otomatis tuan rumah PON. Cuma kami akan melaporkan ini kepada pemerintah karena pengesahannya dari pemerintah. Itu peraturan mekanismenya," sambungnya.
Namun, Inugroho menjelaskan, keputusan bisa saja batal jika Aceh-Sumut tak bisa memenuhi rancangan yang sudah ditetapkan menuju 2024.
"Dalam arti mereka dianggap tidak bisa melaksanakan itu dibatalkan. Misalnya, infrastruktur tidak siap, lalu anggaran dari Pemda, dukungan politik dari DPRD. Tiga hal itu bisa menjadi penyebab pembatalan tuan rumah," papar Inugroho yang juga jadi pimpinan sidang Musornaslub.
"Jika itu terjadi maka penetapan tuan rumah akan dialihkan ke tuan rumah lainnya Bali-NTB karena mereka cadangan pertama, lalu Kalsel sebagai cadangan kedua."
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Sumut, Nurhajizah Marpaung, mengaku sudah mempersiapkan diri bersama Aceh menjadi tuan rumah PON sejak dua tahun lalu.
"Kami sudah koordinasi sejak awal bukan kali ini saja. Kami akan bagi-bagi cabang olahraganya, 28 cabang di Aceh dan 28 lainnya di Sumut. Untuk anggarannya kemungkinan bisa mencapai Rp 3,3 triliun," kata Nurhajizah.
(mcy/mrp)