Alya, 21 tahun, sudah piawai berenang sejak duduk di bangku sekolah dasar. Dimulai dengan belajar otodidak, dia kemudian mengasah kemampuan dengan ditangani guru olahraga.
Memasuki masa Sekolah Menengan Atas (SMA), Alya sudah menjadi salah satu perenang andal se-Jakarta. Sering datang lebih awal ke tempat latihan, Alya tertarik menjadi pelatih saat kelas 3 SMA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya, aku kan suka nongkrong-nongkrong di sini setiap hari, Aku latian mulai jam 18.00, tapi tiap jam 16.00 sudah di kolam. Aku sering melihat orang ngelatih. Aku tanya ke Koh Billy (salah satu pelatih), bisa enggak aku belajar ngelatih? Akhirnya aku belajar ngelatih di klub tersebut," ujar Alya dalam wawancara One on One dengan detikSport.
"Saat melatih, banyak anak-anak yang minta dilatih aku. Terus, orang tua mereka menawarkan mau tidak kalau ngelatih di rumah. Ternyata, anak-anak usia sekitar 3 tahun baru aku tangani selama sekitar satu tahun sudah menguasai empat gaya. Akhirnya dari mulut ke mulut banyak yang berminat," ujar Alya.
Untuk menunjangnya, Alya mencari lisensi pelatih. Kebetulan PB PRSi menggelar kursus itu. Dalam prosesnya, Alya pun sudah memiliki lisensi pelatih saat duduk di bangku SMA.
Belakangan, Alya malah mendapatkan keuntungan ganda sebagai pelatih renang. Dia sengaja memilih anak-anak ekspatriat agar sekaligus mengasah kemampuan bahasa asing.
"Sekarang aku juga jadi calo karena aku enggak sanggup melatih sendirian. Aku bagi-bagi ke teman-temanku he he he," ujar dia.
"Kalau ada kursus untuk pelatih berlisensi B dari PB PRSI aku akan ikut lagi. Aku akan terus coba mendapatkan level teratas," dia menambahakn.
Baca Juga: Alya Nadira Cinta Tak Sampai ke Sepakbola (fem/fem)