Tinjau Pelatnas Paralayang, Menpora Terima Keluhan-Keluhan Atlet

Tinjau Pelatnas Paralayang, Menpora Terima Keluhan-Keluhan Atlet

Randy Prasatya - Sport
Jumat, 27 Jul 2018 01:27 WIB
Foto: Randy Prasatya/detikSport
Bogor - Atlet-atlet Paralayang mengungkapkan keluhan-keluhannya kepada Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi. Keluhan itu langsung direspons Imam.

Imam melakukan kunjungan ke pelatnas cabang olahraga paralayang di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, Kamis (26/7/2018) sore WIB. Dalam kesempatan itu, Imam meminta para atlet menyampaikan kendala-kendala dalam persiapan jelang tampil di Asian Games.

Kendala yang diungkapkan adalah terkait hasil MRI yang belum juga keluar dari Rumah Sakit Olahraga Nasional. Elisa Manueke dan Lis Andriana adalah dua atlet yang membutuhkan hasil MRI untuk mengetahui kondisinya. Elisa bermasalah di bagian bahu dan Lis punya masalah di ligamen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sudah dua kali datang ke rumah sakit, tapi hasil MRI belum juga keluar. Hasil MRI-nya sudah ada sebetulnya, kalau kami terima bagaimana kami bisa membaca hasilnya? Atlet di sini memang ada yang seorang dokter, tapi tidak semua dokter bisa membaca hasil MRI," kata Lis kepada Imam.


Imam langsung bergerak cepat setelah mendengar keluhan itu dengan menelepon salah seorang dokter di hadapan para atlet. Dokter yang dihubungi juga diminta secepat mungkin mengeluarkan hasil MRI yang dibutuhkan selambat-lambatnya hari Jumat, (26/7/2018).

Selain masalah MRI, atlet juga menanyakan soal obat apa saja yang bisa dikonsumsi untuk menghindari masalah doping. Belakangan ini beberapa atlet sering mengonsumsi obat flu lantaran tempat mereka tinggal dan berlatih suhunya sangat dingin.

"Kami takutnya kena doping, Pak. Kami mesti tahu (seperti apa kriteria obat yang mengandung doping)," ujar Elisa Manueke, yang merupakan atlet paralayang sekaligus dokter gigi di TNI AU.

Keluhan Elisa itu kembali direspons cepat oleh Imam. Dia langsung menelepon Ketua Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI), Zaini Kadhafi Saragih. Dalam obrolan dengan Zaini melalui telepon, Imam meminta tim dari LADI berkunjung ke pelatnas paralayang pada Sabtu (28/7/2018).

"Ini sangat penting untuk diketahui oleh atlet semua cabang olahraga. Terima kasih banyak sudah mau menyampaikan ini. Kalau seperti ini, kan, jadinya enak, saya bisa cepat tahu. Kalau ada apa-apa langsung hubungi saya secepatnya," kata Imam di hadapan para atlet.


Dalam kesempatan terpisah, Lis menjelaskan pentingnya hasil MRI untuk dirinya. Hasil itu tersebut juga bisa menentukan apakah juara dunia tiga kali (2012, 2013, dan 2014) itu bisa ikut serta di Asian Games atau tidak.

"Aku satu tahun yang lalu habis operasi ligamen. Habis operasi aku sudah latihan di sini terus, jadi tidak ada waktu buat rehab. Kemari pas dicek kesehatannya, dokter bilang masih ada yang goyang," kata Lis.

"Jadi aku butuh MRI apakah ini karena operasinya atau otot aku yang kurang terlatih. Jadi setelah aku dua kali datang ke sana malah belum bisa lihat hasilnya. Aku jadi belum tahu mau melakukan apa," sambungnya.

"Itu penting. Kalau belum tahu hasil MRI aku takut buat akurasinya. Soalnya aku diandalkan di akurasi. Kalau landing biasa tidak masalah. "Mungkin saja (aku di list cadangan). Soalnya penentuan namanya itu pas tanggal 30 Juli. Tidak masalah sebetulnya, semuanya di sini bagus-bagus," ungkap Lis, yang kini berusia 35 tahun.

(ran/rin)

Hide Ads