Asian Games 2018 Jakarta dan Palembang bukan cuma pesta atlet. Ajang itu juga diminati penonton yang ingin menjadi saksi sejarah.
Dua penonton dari Bintaro, Imalia Oktrininda dan Asih Muhardina, di antaranya. Mereka tak ingin ketinggalan momen spesial Asian Games.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi, Imalia yang menggunakan kursi roda untuk membantu mobilitas kesulitan untuk pindah dari satu venue ke venue lain.
"Kami menilai panitia kurang maksimal untuk mengakomodasi penonton difabel. Tempat drop dari taksi ke venue cukup jauh. Kemudian sopir shuttle bus sepertinya kurang terbiasa ada penumpang difabel, jadi busnya kurang rapat dengan shelter saat berhenti dan membuat perlu orang lain lagi untuk membantu pas saya turun. Saya tidak mau merepotkan banyak orang," ujar Imalia, yang juga menekuni panahan itu.
"Naik turun trotoar masih menyulitkan. Karena sulit buat pengguna kursi roda," ujar dia.
Selain itu, terbatasnya akses masuk yang tidak dibarengi dengan ketersediaan kendaraan khusus juga dikeluhkan.
"Pembatasan gerbang masuk kompleks GBK juga sudah menyulitkan penonton difabel. Imalia menyebut berharap INASGOC memudahkan penonton difabel.
"Daripada kami naik bus yang naik turunnya pun menyulitkan orang lain, dan jauh dari tempat drop taksi, kan ada golfcar. Difabel bisa dropoff yang lebih dekat ke venue," ujar Imalia yang didampingi Asih dan akan nonton panahan. (fem/rin)