Founder Jakarta Sepeda Lipat (Jakseli), Phang Arianto menyebut sebetulnya tak ada kriteria khusus dalam memilih sepeda lipat. Semua kembali kepada masing-masing pribadi.
"Sebetulnya itu tergantung orangnya. Waktu membeli sepeda, itu mau dipakai buat apa," ujar Phang saat diwawancarai detikcom, beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Anti Ribet-ribet dengan Sepeda Lipat |
Jika sudah begitu, Phang menyebut nantinya si pemilik sepeda akan memodifikasi sendiri sepeda lipatnya, sebab jika tidak dimodifikasi justru akan hanya memberatkan pengguna sepeda tadi.
"Kalaupun dia beli yang harga Rp 3 jutaan tadi, dia pasti akan modifikasi supaya lebih enteng sepedanya. Jadi lihat gunanya buat apa. kalau buat di dalam kota, beli cukup yang speed rendah saja, kalau untuk jalan jauh ke luar kota harus pakai yang lebih banyak speednya," ujar Phang.
Sementara Iwan Tenggono, anggota komunitas ID-Foldingbike menyebut bahwa dalam memilih sepeda yang baik, harganya tentu tak murah. namun ia menyarankan para pembeli untuk mengutamakan kenyamanan.
![]() |
Baca juga: Booming Sepeda Lipat: Si Manis yang Praktis |
"Sebenarnya, barang berkualitas pasti nggak murah. Tapi barang mahal belum tentu berkualitas. Tapi saya perhatikan, nggak mungkin dapat barang bagus tapi harganya kacangan. Sepeda yang dipakai cukup oke, menurut saya yang range harganya berkisar 3-4 juta. Harga segitu relatif sudah oke," ujar Iwan, tanpa mengutamakan merk tertentu.
"Banyak orang yang nggak tahu cara milih sepeda. Orang kita banyak lihatnya di komponen sepeda. Seperti girnya apa, dan sebagainya. Padahal salah, sepeda itu enak atau nggak, itu tergantung rangkanya, dan rangka itu yang menentukan kita pakainya nyaman atau nggak. Kalau komponen itu generik, kita ambil merk lain, dipasang di sepeda kita, itu enak juga. Tapi rangka nggak bisa diapa-apain," pungkas Iwan.
(din/din)